Thursday, April 11, 2013

Mati Suri, Hidup Kembali, dan Eksis bersama Blog


“Mba, gimana caranya nerbitin buku?”

“Mba, aku punya banyak ide nulis, tapi kok susah ya nuanginnya ke tulisan?”

“Mba, kalau mau kirim naskah ke penerbit mana?”

Sejak saya aktif facebook-an dan menerbitkan buku lagi, sering sekali pertanyaan-pertanyaan di atas mampir ke inbox FB saya. Yup, tiga tahun saya deaktif dari dunia tulis menulis karena mengasuh dua anak yang hanya terpaut usia setahun. Tanpa asisten rumah tangga, saat itu sepertinya sulit sekali meluangkan waktu untuk menulis. Ditambah lagi tak ada akses internet yang bisa menyemangati saya untuk sering-sering membuka komputer. Akhir tahun 2010, saya mulai lancar berselancar di dunia maya berbekal modem murah tapi berkhasiat. Satu per satu buku diterbitkan, semangat menulis menggebu-gebu, hingga banyak inbox yang masuk untuk menanyakan berbagai hal tentang dunia tulis menulis dan penerbitan.

Januari 2011, saya coba-coba membuka akun blog di blogspot. Beberapa novel yang diterbitkan sewaktu masih gadis, telah dikembalikan hak terbitnya kepada saya, padahal jumlah cetakannya paling banyak 3 ribu eksemplar untuk tiap judul novel. Beberapa inbox yang masuk juga menanyakan tentang novel-novel saya terdahulu, apakah masih dijual di toko buku, karena mereka ingin membacanya. Saya terpikir untuk memposting saja semua novel yang sudah dikembalikan hak terbitnya itu di blog baru. Jadi kalau ada yang ingin membacanya, tinggal baca di blog saya. Gratis.

Mulanya hanya itu tujuan saya membuat blog: mendokumentasikan tulisan-tulisan saya yang sudah pernah diterbitkan, dari cerpen, novel, antologi cerpen, antologi kisah inspiratif, motivasi menulis, dan tips menulis. Saya juga mengumpulkan informasi mengenai alamat penerbit dan info lomba menulis, bukan hanya untuk memudahkan saya mencarinya kelak bila ingin kirim naskah, tapi juga agar saya tak perlu memberitahu berulangkali bila ada yang menanyakan alamat penerbit. Rupanya postingan-postingan saya itu sungguh-sungguh bermanfaat. Tiap kali ada yang menanyakan alamat penerbit, tinggal saya kasih link ke blog saya. Begitu juga kalau mereka meminta tips dan motivasi menulis. Sebentar saja, pengunjung blog saya sudah puluhan ribu. Lebih banyak daripada pembaca buku saya, mungkin. Tak ada keuntungan apa-apa yang saya terima dari informasi yang saya bagi di blog. Saya sudah bahagia ketika tulisan saya dibaca.

Ya, saya adalah ibu rumah tangga dengan tiga anak rentang usia 5 tahun, 4 tahun, 6 bulan. Sehari-hari mengurus rumah dan anak-anak, tanpa bantuan asisten rumah tangga. Letih, lelah, stress, jangan ditanya. Obat saya dari masih gadis sampai menikah adalah menulis. Sejak gadis, sudah menerbitkan belasan buku. Sehari saja tidak menulis, kepala mau meledak. Namun, rupanya saya bisa juga mengalami kebosanan menerbitkan buku. Iya, lebih karena kurangnya apresiasi terhadap buku-buku yang telah diterbitkan. Menulis buku, tapi sedikit orang yang membaca, menjadi tekanan tersendiri. Belum lagi kalau berjalan-jalan ke toko buku, relatif sepi. Melihat tumpukan buku-buku teronggok tak berdaya di sudut-sudut tersembunyi di toko buku, membuat motivasi menulis menurun drastis. Pertengahan tahun 2012, seiring dengan kondisi tubuh yang juga sedang tidak enak karena hamil anak ketiga, saya memutuskan untuk vakum dulu menulis dan menerbitkan buku.

Saya bahkan memutuskan untuk berhenti melihat internet. Kurang lebih sebulan saya memutuskan hubungan dengan dunia maya, termasuk teman-teman maya yang sudah dekat. Sampai ada seorang teman yang mendatangi rumah saya, saking penasaran ada apa dengan saya. Akhirnya, saya aktif lagi di internet. Seorang teman membuka mata saya tentang dunia lain, dunia blog. Dia memposting tulisan yang diikutkan pada sebuah lomba blog. Saya terdorong untuk membacanya. Melihat hadiah yang ditawarkan yang relatif besar untuk tulisan sepanjang tiga halaman. Ah, saya tergerak untuk mengikuti lomba itu. Hasilnya? Tidak menang. Tapi, semangat saya menggebu-gebu untuk mengikuti lomab lainnya.

Sampai kemudian saya melihat lomba blog yang diadakan oleh Kumpulan Emak Blogger. Kening saya berkerut, “wah, kelompok apa pula itu? Kok saya gak pernah tahu?” Saya minta dimasukkan ke grupnya. Rupanya, beberapa teman maya malah sudah duluan nyemplung di grup KEB, sampai saya protes, “ada grup bagus gitu kok aku gak pernah tahu ya?” Anehnya, dari sekian banyak teman facebook yang mencemplungkan saya ke grup macam-macam, dari grup tulis-menulis sampai grup curhat abg, mengapa tak ada seorang pun yang mencemplungkan saya ke grup KEB?

Saya ikuti lomba blog yang diadakan oleh KEB, dan untuk pertama kalinya saya menjadi juara kedua, meraih hadiah ponsel Nokia Asha 202 yang menggantikan Nokia jadul saya. OMG! Ini benar-benar dunia baru yang mengasyikkan! Saya pun semakin semangat mengikuti lomba blog. Meskipun tak selalu menang, pengunjung blog saya melonjak drastis, dan mereka tak sekadar membaca. Blog saya mulai dipenuhi komentar-komentar dari pengunjung, sehingga menambah semangat menulis. Dan begitulah akhirnya sampai kini saya masih semangat mengikuti lomba blog. Sudah terbiasa menerima kekalahan, dan masih deg-degan kalau menang hadiah besar. Saya juga mengikuti even-even giveaway blogger, bukan karena hadiahnya, melainkan untuk mengeratkan tali silaturahim. Dari situ, teman-teman maya saya bertambah.

Pernah ada penulis yang membuat status di facebooknya, bahwa dia belum merasa menjadi penulis karena belum ada buku solonya yang diterbitkan. Saya hanya tersenyum kecil, karena menurut saya, seseorang tidak harus menerbitkan buku untuk bisa disebut penulis. Menulis di blog, bahkan lebih luas jangkauannya. Hanya kurang dari setahun mengikuti lomba blog, pengunjung blog saya yang semula hanya 20 ribu, melonjak menjadi 220 ribu! Fantastis! Jumlah itu lebih banyak daripada pembaca buku saya, hiks!

Saya teringat perkataan seorang teman penulis tentang buku-buku yang diterbitkan dari blog.

“Kamu tahu Agnes Davonar? Miss Jinjing? Trinity? Buku mereka tadinya diterbitkan dari blog!”

Selain meningkatnya jumlah pengunjung, saya juga semakin pintar mengutak-atik blog. Tadinya, blog saya berantakan, karena saya gaptek berat. Tidak tahu cara pasang label, HTML, widget, dll. Saya ingat, admin di grup KEB-lah yang memberitahu cara memasang widget. Lalu, baru sebulan ini saya bisa membuat blog baru, dan admin KEB pula yang memberitahu. Saya membuat dua blog baru, yang satu khusus kegiatan sehari-hari sebagai ibu, satu lagi khusus resensi buku. Iya, setelah ikut berbagai macam lomba blog, blog personal saya jadi campur aduk. Tadinya hanya khusus tentang tulis-menulis, sekarang jadi macam-macam. Saya membuat blog tentang kegiatan sehari-hari sebagai ibu, untuk mendokumentasikan kenangan-kenangan bersama anak-anak. Semoga kelak mereka bangga membaca coretan-coretan masa kecil mereka. Kini, menulis di blog terasa lebih menantang daripada menulis buku.

Tidak ada yang sia-sia dari  apa yang kita tuliskan. Mungkin saya tidak banyak memenangkan lomba blog, tapi saya belajar banyak dari ajang kompetisi itu. Wawasan jadi bertambah, dan secara tidak langsung memberikan ide-ide baru untuk menulis buku. Pada akhirnya, nge-blog adalah sarana meninggalkan kenangan untuk masa depan dan memberi manfaat pada diri sendiri dan orang lain. Ada saja imel yang masuk, menanyakan soal tulisan yang saya posting. Misalnya saja soal KB. Saya bukan konselor KB, tapi gara-gara tulisan pengalaman saya tentang KB, ada yang konsultasi tentang KB, hehe….

Terakhir, ada seorang ibu rumah tangga yang berkomentar di salah satu tulisan saya http://leylahana.blogspot.com/2012/01/saya-bangga-menjadi-ibu-rumah-tangga.html , seperti ini:

Salam Kenal Mbak Leyla.

Saya dengan Sri, dari Bandung..saat ini sy sedang merasakan kegalauan dan merasakan hal diatas, sungguh merasa sendiri. Saya rindu kerja, rindu ingin membantu suami saat beliau kesulitan. senadainya ada peluang dan bisa belajar jadi penulis sy sangat berminat. setidaknya sy punya kegiatan sambil bisa melihat sikecil tumbuh dan berkembang...Ya Rabb beri saya Kekuatan dan Keshalehan dalam menjalani peran yang mulia ini...amin..ini e-mail sy mbak leyla : my_srie@yahoo.com...ingin sekali bisa share dengan mbak,,


makasih. 


Saya langsung membalas imelnya, memintanya untuk meng-add facebook saya. Setelah melihat aktivitas menulis yang saya lakukan (termasuk menulis untuk ikut lomba cerita tentang anak), dia segera mengikuti jejak saya. Di tulisannya, dia menyebut nama saya: “terima kasih, Mba Leyla sudah memberikan saya jalan.” Ah, betapa terharunya saya. Hanya sebuah bantuan kecil, begitu berharga bagi seorang ibu yang nyaris putus asa dengan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga. Semua berawal dari tulisan sederhana di blog sederhana.


Saya masih seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak yang masih kecil-kecil. Mobilitas terbatas, karena tak punya asisten rumah tangga. Namun, saya bisa menjangkau dunia dengan tulisan-tulisan di blog. Alhamdulillah.

-----------------------------

Ini resumeku untuk audisi #SrikandiBlogger2013. Alhamdulillah masuk ke dalam 50 besar dan harus berjuang menembus 10 besar. Doakan ya :-)

6 comments:

  1. Subhanallah... menginspirasi sekali mbak... :)

    ReplyDelete
  2. tos ya mak , kita tanpa asisten tapi masih bisa ngeblog pula

    ReplyDelete
  3. me too.... tanpa asisten tapi masih bisa ngeblog...

    ReplyDelete
  4. dulu saya punya asisten tapi sekarang ga ada lagi sebab beliau hamil jadi undur diri sebagai asisten saya, sempat merasa repot tapi akhirnya terbiasa.

    ReplyDelete
  5. lanjutkan mba hana.. aku baru mulai rintis nih: baru juga jadi mommy buat bayiku 2 bulan dan mau ngikutin jejak mba hana buat ikutan kuis juga ah

    ReplyDelete
  6. Saya juga ibu rumahtangga dengan 3 anak yang sedang tumbuh, tanpa asisten rumahtangga dengan total anggota rumah 7 orang. Saya juga aktif lagi ngeblog di Januari 2011 (dulu pernah, tahun 2006 - 2009). Itu boleh dibilang kesamaan kita ya mbak :)

    Tapi saya lebih dulu kayaknya masuk KEB dan tidak tahu kalo mbak Leyla belum tahu grup itu. Mana berani saya mencemplungkan orang ke grup? Biasanya kan orang2 pada protes kalo ada yang main cemplung :D

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....