“Mba, gimana caranya nerbitin buku?”
“Mba, aku punya banyak ide nulis, tapi kok susah ya nuanginnya ke
tulisan?”
“Mba, kalau mau kirim naskah ke penerbit mana?”
Sejak saya aktif facebook-an dan
menerbitkan buku lagi, sering sekali pertanyaan-pertanyaan di atas mampir ke
inbox FB saya. Yup, tiga tahun saya deaktif dari dunia tulis menulis karena
mengasuh dua anak yang hanya terpaut usia setahun. Tanpa asisten rumah tangga,
saat itu sepertinya sulit sekali meluangkan waktu untuk menulis. Ditambah lagi
tak ada akses internet yang bisa menyemangati saya untuk sering-sering membuka
komputer. Akhir tahun 2010, saya mulai lancar berselancar di dunia maya
berbekal modem murah tapi berkhasiat. Satu per satu buku diterbitkan, semangat
menulis menggebu-gebu, hingga banyak inbox yang masuk untuk menanyakan berbagai
hal tentang dunia tulis menulis dan penerbitan.
Januari 2011, saya coba-coba
membuka akun blog di blogspot. Beberapa novel yang diterbitkan sewaktu masih
gadis, telah dikembalikan hak terbitnya kepada saya, padahal jumlah cetakannya
paling banyak 3 ribu eksemplar untuk tiap judul novel. Beberapa inbox yang
masuk juga menanyakan tentang novel-novel saya terdahulu, apakah masih dijual
di toko buku, karena mereka ingin membacanya. Saya terpikir untuk memposting
saja semua novel yang sudah dikembalikan hak terbitnya itu di blog baru. Jadi
kalau ada yang ingin membacanya, tinggal baca di blog saya. Gratis.
Mulanya hanya itu tujuan saya
membuat blog: mendokumentasikan tulisan-tulisan saya yang sudah pernah
diterbitkan, dari cerpen, novel, antologi cerpen, antologi kisah inspiratif, motivasi
menulis, dan tips menulis. Saya juga mengumpulkan informasi mengenai alamat penerbit
dan info lomba menulis, bukan hanya untuk memudahkan saya mencarinya kelak bila
ingin kirim naskah, tapi juga agar saya tak perlu memberitahu berulangkali bila
ada yang menanyakan alamat penerbit. Rupanya postingan-postingan saya itu
sungguh-sungguh bermanfaat. Tiap kali ada yang menanyakan alamat penerbit,
tinggal saya kasih link ke blog saya. Begitu juga kalau mereka meminta tips dan
motivasi menulis. Sebentar saja, pengunjung blog saya sudah puluhan ribu. Lebih
banyak daripada pembaca buku saya, mungkin. Tak ada keuntungan apa-apa yang
saya terima dari informasi yang saya bagi di blog. Saya sudah bahagia ketika
tulisan saya dibaca.
Ya, saya adalah ibu rumah tangga
dengan tiga anak rentang usia 5 tahun, 4 tahun, 6 bulan. Sehari-hari mengurus
rumah dan anak-anak, tanpa bantuan asisten rumah tangga. Letih, lelah, stress,
jangan ditanya. Obat saya dari masih gadis sampai menikah adalah menulis. Sejak
gadis, sudah menerbitkan belasan buku. Sehari saja tidak menulis, kepala mau
meledak. Namun, rupanya saya bisa juga mengalami kebosanan menerbitkan buku. Iya,
lebih karena kurangnya apresiasi terhadap buku-buku yang telah diterbitkan. Menulis
buku, tapi sedikit orang yang membaca, menjadi tekanan tersendiri. Belum lagi
kalau berjalan-jalan ke toko buku, relatif sepi. Melihat tumpukan buku-buku
teronggok tak berdaya di sudut-sudut tersembunyi di toko buku, membuat motivasi
menulis menurun drastis. Pertengahan tahun 2012, seiring dengan kondisi tubuh
yang juga sedang tidak enak karena hamil anak ketiga, saya memutuskan untuk
vakum dulu menulis dan menerbitkan buku.
Saya bahkan memutuskan untuk
berhenti melihat internet. Kurang lebih sebulan saya memutuskan hubungan dengan
dunia maya, termasuk teman-teman maya yang sudah dekat. Sampai ada seorang
teman yang mendatangi rumah saya, saking penasaran ada apa dengan saya.
Akhirnya, saya aktif lagi di internet. Seorang teman membuka mata saya tentang
dunia lain, dunia blog. Dia memposting tulisan yang diikutkan pada sebuah lomba
blog. Saya terdorong untuk membacanya. Melihat hadiah yang ditawarkan yang
relatif besar untuk tulisan sepanjang tiga halaman. Ah, saya tergerak untuk
mengikuti lomba itu. Hasilnya? Tidak menang. Tapi, semangat saya menggebu-gebu
untuk mengikuti lomab lainnya.
Sampai kemudian saya melihat
lomba blog yang diadakan oleh Kumpulan Emak Blogger. Kening saya berkerut,
“wah, kelompok apa pula itu? Kok saya gak pernah tahu?” Saya minta dimasukkan
ke grupnya. Rupanya, beberapa teman maya malah sudah duluan nyemplung di grup
KEB, sampai saya protes, “ada grup bagus gitu kok aku gak pernah tahu ya?”
Anehnya, dari sekian banyak teman facebook yang mencemplungkan saya ke grup
macam-macam, dari grup tulis-menulis sampai grup curhat abg, mengapa tak ada
seorang pun yang mencemplungkan saya ke grup KEB?
Saya ikuti lomba blog yang
diadakan oleh KEB, dan untuk pertama kalinya saya menjadi juara kedua, meraih
hadiah ponsel Nokia Asha 202 yang menggantikan Nokia jadul saya. OMG! Ini
benar-benar dunia baru yang mengasyikkan! Saya pun semakin semangat mengikuti
lomba blog. Meskipun tak selalu menang, pengunjung blog saya melonjak drastis,
dan mereka tak sekadar membaca. Blog saya mulai dipenuhi komentar-komentar dari
pengunjung, sehingga menambah semangat menulis. Dan begitulah akhirnya sampai
kini saya masih semangat mengikuti lomba blog. Sudah terbiasa menerima
kekalahan, dan masih deg-degan kalau menang hadiah besar. Saya juga mengikuti
even-even giveaway blogger, bukan karena hadiahnya, melainkan untuk mengeratkan
tali silaturahim. Dari situ, teman-teman maya saya bertambah.
Pernah ada penulis yang membuat
status di facebooknya, bahwa dia belum merasa menjadi penulis karena belum ada
buku solonya yang diterbitkan. Saya hanya tersenyum kecil, karena menurut saya,
seseorang tidak harus menerbitkan buku untuk bisa disebut penulis. Menulis di
blog, bahkan lebih luas jangkauannya. Hanya kurang dari setahun mengikuti lomba
blog, pengunjung blog saya yang semula hanya 20 ribu, melonjak menjadi 220
ribu! Fantastis! Jumlah itu lebih banyak daripada pembaca buku saya, hiks!
Saya teringat perkataan seorang
teman penulis tentang buku-buku yang diterbitkan dari blog.
“Kamu tahu Agnes Davonar? Miss
Jinjing? Trinity? Buku mereka tadinya diterbitkan dari blog!”
Selain meningkatnya jumlah
pengunjung, saya juga semakin pintar mengutak-atik blog. Tadinya, blog saya
berantakan, karena saya gaptek berat. Tidak tahu cara pasang label, HTML, widget,
dll. Saya ingat, admin di grup KEB-lah yang memberitahu cara memasang widget. Lalu,
baru sebulan ini saya bisa membuat blog baru, dan admin KEB pula yang memberitahu.
Saya membuat dua blog baru, yang satu khusus kegiatan sehari-hari sebagai ibu,
satu lagi khusus resensi buku. Iya, setelah ikut berbagai macam lomba blog,
blog personal saya jadi campur aduk. Tadinya hanya khusus tentang
tulis-menulis, sekarang jadi macam-macam. Saya membuat blog tentang kegiatan
sehari-hari sebagai ibu, untuk mendokumentasikan kenangan-kenangan bersama
anak-anak. Semoga kelak mereka bangga membaca coretan-coretan masa kecil mereka.
Kini, menulis di blog terasa lebih menantang daripada menulis buku.
Tidak ada yang sia-sia dari apa yang kita tuliskan. Mungkin saya tidak
banyak memenangkan lomba blog, tapi saya belajar banyak dari ajang kompetisi
itu. Wawasan jadi bertambah, dan secara tidak langsung memberikan ide-ide baru
untuk menulis buku. Pada akhirnya, nge-blog adalah sarana meninggalkan kenangan
untuk masa depan dan memberi manfaat pada diri sendiri dan orang lain. Ada saja
imel yang masuk, menanyakan soal tulisan yang saya posting. Misalnya saja soal
KB. Saya bukan konselor KB, tapi gara-gara tulisan pengalaman saya tentang KB, ada
yang konsultasi tentang KB, hehe….
Terakhir, ada seorang ibu rumah
tangga yang berkomentar di salah satu tulisan saya http://leylahana.blogspot.com/2012/01/saya-bangga-menjadi-ibu-rumah-tangga.html
, seperti ini:
Salam Kenal Mbak Leyla.
Saya dengan Sri, dari Bandung..saat ini sy sedang merasakan kegalauan dan merasakan hal diatas, sungguh merasa sendiri. Saya rindu kerja, rindu ingin membantu suami saat beliau kesulitan. senadainya ada peluang dan bisa belajar jadi penulis sy sangat berminat. setidaknya sy punya kegiatan sambil bisa melihat sikecil tumbuh dan berkembang...Ya Rabb beri saya Kekuatan dan Keshalehan dalam menjalani peran yang mulia ini...amin..ini e-mail sy mbak leyla : my_srie@yahoo.com...ingin sekali bisa share dengan mbak,,
makasih.
Saya langsung membalas imelnya,
memintanya untuk meng-add facebook
saya. Setelah melihat aktivitas menulis yang saya lakukan (termasuk menulis
untuk ikut lomba cerita tentang anak), dia segera mengikuti jejak saya. Di
tulisannya, dia menyebut nama saya: “terima kasih, Mba Leyla sudah memberikan
saya jalan.” Ah, betapa terharunya saya. Hanya sebuah bantuan kecil, begitu
berharga bagi seorang ibu yang nyaris putus asa dengan rutinitasnya sebagai ibu
rumah tangga. Semua berawal dari tulisan sederhana di blog sederhana.
Saya masih seorang ibu rumah
tangga dengan tiga anak yang masih kecil-kecil. Mobilitas terbatas, karena tak
punya asisten rumah tangga. Namun, saya bisa menjangkau dunia dengan
tulisan-tulisan di blog. Alhamdulillah.
-----------------------------
Ini resumeku untuk audisi #SrikandiBlogger2013. Alhamdulillah masuk ke dalam 50 besar dan harus berjuang menembus 10 besar. Doakan ya :-)
Subhanallah... menginspirasi sekali mbak... :)
ReplyDeletetos ya mak , kita tanpa asisten tapi masih bisa ngeblog pula
ReplyDeleteme too.... tanpa asisten tapi masih bisa ngeblog...
ReplyDeletedulu saya punya asisten tapi sekarang ga ada lagi sebab beliau hamil jadi undur diri sebagai asisten saya, sempat merasa repot tapi akhirnya terbiasa.
ReplyDeletelanjutkan mba hana.. aku baru mulai rintis nih: baru juga jadi mommy buat bayiku 2 bulan dan mau ngikutin jejak mba hana buat ikutan kuis juga ah
ReplyDeleteSaya juga ibu rumahtangga dengan 3 anak yang sedang tumbuh, tanpa asisten rumahtangga dengan total anggota rumah 7 orang. Saya juga aktif lagi ngeblog di Januari 2011 (dulu pernah, tahun 2006 - 2009). Itu boleh dibilang kesamaan kita ya mbak :)
ReplyDeleteTapi saya lebih dulu kayaknya masuk KEB dan tidak tahu kalo mbak Leyla belum tahu grup itu. Mana berani saya mencemplungkan orang ke grup? Biasanya kan orang2 pada protes kalo ada yang main cemplung :D