Ini kejadian paling gak enak
banget sepanjang pengalamanku berjerawat (halagh!). Kejadiannya sudah lama sih,
sekitar 5 tahun lalu ketika keluarga besar suamiku mengadakan hajat pernikahan
adik suamiku. Berhubung kami dari keluarga calon mempelai laki-laki, jadi gak
terlalu repot juga. Urusan baju dan make up seadanya saja. Hanya ibu mertua dan
adik-adik perempuan suamiku yang dapat kebaya. Aku sih pakai baju biasa sajah,
apalagi sedang hamil anak pertama.
Ceritanya begini (bukannya dari
tadi sudah cerita ya?), salah seorang bibi dari suamiku itu jago mendandani
orang (maksudnya, wanita). Asyik kan jadinya kami gak perlu bayar perias
keluarga pengantin lagi. Kami pun antri minta didandani, sebelum hajatin,
termasuk daku. Fine-fine saja sih pas
beliau mendandani ibu-ibu di sana, eh begitu giliranku….
“Hadeuuuh… ini mah susah
dandaninnya euy…. Eta jerawat, meuni lobaaaa….” Begitu kata si Bibi.
Terjemahannya, “Aduh, ini sih susah dandaninnya. Itu jerawat, mana banyak….” Mak
jleb. Hati siapa yang tak teriris mendengar komentar to the point. Mana ngomongnya di antara banyak orang. Dan jadilah,
adegan pilih kasih pun dimulai. Daku didandani seadanyaaaa! *nangis kejer dalam
hati.
Kupandang wajahku di cermin. Kejadian
itu sama persis setahun lalu waktu aku mau menikah. Perias pengantin yang
kusewa juga nyeletuk, “Mau nikah, jerawatnya banyak banget.”
Iya, deeeeh… aku tau, memang
wajahku ini tempat yang nyaman untuk dihuni para jerawat. Apalagi saat hamil,
pengaruh hormone kehamilan menambah parah koleksi jerawatku. Kira-kira sejak
duduk di kelas 1 SMA, jerawat-jerawat bermunculan di wajahku yang tadinya mulus
kayak kulit bayi (hasyaaah!). Sejak itu, aku sibuk dengan berbagai macam obat
jerawat, masker, lotion, pelembab, sampai sabun jerawat, bahkan kosmetik yang
katanya racikan dokter kulit. Semuanya dagh.
Ironisnya, jerawat-jerawat masih
betah berdiam di wajahku. Hilang sebentar, lalu ada lagi. Sampai pasrah. Paling
gak enak ya sama suamiku, karena kalau aku udah mau nyoba obat jerawat beda
merk lagi, dia bilang: “Sudahlah, aku sudah terbiasa kok sama jerawatmu itu.”
Hmmmm… itu maksudnya apa ya? Jangan-jangan dia sudah pasrah juga? :D
Tapi tetep, biarpun suamiku
kelihatannya sudah pasrah, aku ingin tampil cantik di depannya. So, aku masih
terus mencari kosmetik yang formulanya tepat untuk menghilangkan
jerawat-jerawatnya. Masalahnya, aku juga orang yang mudah bosan. Kalau nyoba
lotion atau masker penghilang jerawat, hanya tahan dua mingguan, setelah itu
malas lagi. Jadi aku lebih pilih pakai pembersih wajah, karena praktis,
digunakan pas mandi pagi dan sore.
Dari hasil coba-coba itulah, akhirnya
aku ketemu Sariayu Acne Care Facial Foam dengan Pegagan dan Cananga Oil, Busa
Pembersih Jerawat. Daun pegagan dipercaya dapat mengurangi jerawat tanpa
membuat kulit menjadi kering dan teriritasi. Beneran, ini aku sudah beli yang
kedua kali, karena merasa cocok. Jerawatku sudah tidak ada lagi, kalaupun
muncul satu, besoknya sudah hilang. So pasti, jerawat hilang, suamiku pun senang
:D
Tulisan ini berhasil menang di facebook fanspage Sariayu Martha Tilaar dan mendapatkan satu paket kosmetik dan perawatan wajah dari Sariayu. Ini hadiah yang kuterima:
alhamdulillah... selamat yaa tantee atas kemenangannya :)
ReplyDeleteaaah kakak aku juga lagi jerawata ini udah mendingan si pakek sariayu hehehe apa aku perlu pakek cream malam yag jeruk juga soalnya aku ga pernah pakek begituan sih maklum masih muda 19 tahun hihi
ReplyDeleteHallo great review..ini ngebuat aku jadi agak teracuni juga pake sariayu. works on me too..ditunggu blogwalkingnya buat simak cerita aku juga ya saay thanks ♥
ReplyDeletehttp://dinitalk.blogspot.com/2014/01/review-sariayu-busa-pembersih-jerawat.html
dimana mau ikut lomba ceritanya aku jg mau dong dpt paket sariayu
ReplyDeleteJerawat Sabun Muka Sensitif Repellent Acne
ReplyDeleteSabun Pembersih Bekas Jerawat ada gk ?
ReplyDelete