gambar dari sini |
Kecuali, yang beriman dan beramal soleh
Ingat lima perkara, sebelum lima perkara
Muda sebelum tua
Hidup sebelum mati
Sehat sebelum sakit
Kaya sebelum miskin
Luang sebelum sempit
Kurang lebih seperti itulah syair
nasyid yang didendangkan oleh grup nasyid Raihan dari Malaysia. Grup nasyid
yang pernah kondang di zaman saya masih kuliah dulu. Nasyid itu mengingatkan
kita betapa pentingnya waktu dan jangan sesekali melalaikannya. Syair lagunya
pun diambil dari ayat-ayat Al Quran dan hadis.
Bagi seorang muslim, waktu adalah
pedang. Waktu akan membunuh kita, bila kita lalai. Berapa banyak waktu yang
telah kita sia-siakan? Sementara kita tidak tahu berapa lama kita akan hidup. Sayangnya,
masih banyak dari kita yang sering menunda-nunda pekerjaan dengan alasan belum
deadline.
“Kapan DL-nya? Dua bulan lagi?
Ah, masih lama…. Nanti saja kalau sudah mau DL, baru saya mau nulis,” begitu
kata deadlineaholic, alias pecandu
deadline, setiap kali menghadapi tugas ber-deadline.
Deadline, garis mati, alias batas
waktu berakhirnya suatu pekerjaan. Nah, kalau di profesi saya sebagai penulis, deadline ini berlaku saat saya mengikuti
lomba menulis atau terikat proyek menulis dengan sesama teman penulis dan
penerbit.
Alhamdulillah, saya bukan seorang
deadlineaholic. Bahkan, saya selalu
mengumpulkan tugas di awal. Kalau memang sudah ada idenya, kenapa harus
menunda-nunda? Saya tidak tahu apakah besok masih hidup atau masih sehat.
Sering saya dengar kicauan teman yang kecewa tidak bisa mengikuti lomba
karena…. “Hiyaaa… DL-nya kelewaaat….” Padahal, dia sudah tahu info lomba itu
sejak dua bulan sebelumnya, tapi sengaja ditunda karena masih lama DL-nya.
Saya juga pernah mengadakan lomba
menulis. Banyak peserta lomba yang baru mengumpulkan tugas menjelang DL! Saya
suka ketawa-ketiwi kalau membaca status teman-teman penulis yang tertinggal DL.
“Haduuuh! Lima menit lagi, terus ada gangguan sinyal! Gak jadi ikut lomba itu deeeh…..”
Yang mengesalkan, saya sering
dapat tag dari peserta lomba mengenai informasi lomba, lima menit sebelum DL.
Apa maksudnya coba? Ya, dia hanya ingin memenuhi persyaratan lomba untuk
membagikan informasi lomba itu kepada teman-temannya, dan dia baru melakukannya
lima menit sebelum DL! Itu sih namanya gak niat mau ngasih tahu informasi lomba
yaaa….. Yang dinding facebook ketiban tag-an ini yang misuh-misuh.
Kalau saya mengikuti lomba
detik-detik menjelang DL, biasanya karena saya memang terlambat mengetahui
informasi lombanya. Kalau sudah tahu, sebisa mungkin saya kerjakan secepatnya.
Apalagi sekarang ini banyak lomba menulis, khawatirnya nanti malah gak kekejar
semua karena nunggu DL.
Ternyata, Bunda Evi Indrawanto juga menuliskan soal menunda pekerjaan ini di dalam blognya, dengan judul "Menunda Pekerjaan (Procrastination)." Yang mengejutkan, disebutkan di situ bahwa perbuatan menunda pekerjaan bila ditinjau dari kajian psikologi, berakar pada masalah psikologis serius. Dinilai dari penilaian rendah sampai pada keinginan untuk merusak diri sendiri. Penyebab lain dari kesenangan menunda pekerjaan ini dikarenakan adanya kerusakan pada bagian otak tertentu, depresi, bahkan kerusakan mental!
Subhanallah! Ternyata perilaku suka menunda pekerjaan ini bukan masalah sepele. Bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi ada tinjauan psikologisnya juga yang hasilnya amat mengejutkan. Hayoo... siapa di antara kamu yang suka menunda pekerjaan?
Kalau saya berprinsip, menunda pekerjaan akan berakibat pada "REMOVE." Ya, remove. Saya akan ter-remove (terhapus) dari kesempatan emas yang mungkin saya dapatkan bila saya segera mengerjakannya. Misalnya saja, ada lomba A berhadiah puluhan juta yang deadline-nya masih dua bulan lagi. Karena masih lama, saya tunda dulu pengerjaannya. Ternyata, begitu sudah deadline, saya baru ingat kalau belum mengikuti lomba itu. Kesempatan emas pun terlewatkan.
Terlalu sering menunda pekerjaan, otomatis akan menghapus banyak kesempatan emas yang bisa saya raih. Akan ada banyak yang terjadi bila sebuah pekerjaan tak segera dilakukan. Usia yang masih muda? Belum tentu besok masih hidup. Waktu luang yang banyak? Belum tentu besok menganggur. Maka, saya berusaha bersigera melakukan pekerjaan, sekalipun deadline-nya masih jauh.
Al Quran pun berkali-kali mengingatkan: Fastabiqul Khoirot (berlomba-lombalah dalam kebaikan). Ada juga ayat yang artinya, "bila telah selesai melakukan satu pekerjaan, segeralah melakukan pekerjaan yang lain."
Istirahat? Cukup sebentar saja. Apalagi membuang waktu dengan percuma. Tentukan prioritas, mana yang lebih dulu dilakukan, asalkan tak ada waktu yang terbuang.
waktu emang sangat penting, dan kadan g memang kita lalai dalam perjalanannya
ReplyDeleteWah, seraammm.
ReplyDeleteKebiasaan buruk yang harus segera dihilangkan.
Makasih, Mba Leyla sudah mengingatkan :)
betul, sebentar lagi Ramadhan, mari siap2 memperbaiki diri, kalo enggak bisa2 kita kena remove oleh Allah, hiks...doakan aku sampai dibulan Ramadhan ya Mbak Leyla T__T
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
Deletehiks... ternyata ada bagian otak yang rusak pada diri saya.
ReplyDeleteT_T
tapi, thanks banget yah mbak pencerahannya.
salam
huhuhu.. ini aku banget, mba. deadlineholic. entah kenapa jantung baru terpacu ketika menjelang deadline -___-"
ReplyDeletebtw izin share yah!
bahasanya terlalu kasar bila disebut kerusakan mental bund, kalau kami di bangku psikologi dulu biasa nyebutnya dengan "gangguan mental" :)
ReplyDeleteJadi bener kata Bimbo ya Mak : "berbuat baik, janganlah di tunda-tunda"
ReplyDeletesetuju mba leylaaa.kmrn2 kalo ikut lomba aku juga selalu mepet deadline,namun krn pengalaman yg kayak mba bilang td, pernah kelewatan DL karen lupa. Skrg aku ngga mau lagi nunda, kecuali emang ngga punta waktu dan ada priorotas lain yg hrs diutamakan ;)
ReplyDeleteMenunda pekerjaan salah satu cara kita agar tetap berada dalam zona nyaman. Tapi sebetulnya bukan kenyamanan yang sedang kita ciptakan, melainkan mala petaka. Menunda pekerjaan juga ibarat bom waktu, yang sewaktu-wakut akan meledak kalau sudah sampai pada titik kulminasinya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah ikutan Mbak Leyla. Aku catat sebagai peserta ya. Ngomong2 bannernya gak bisa di upload disini ya Mbak? Terima kasih :)
Waktu yang lewat memang bisa seperti pedang yang memenggal. Saya seringkali suka lupa, atau liat infonya terlambat. Kayak lomba Hari KOnsumen liat infonya pas di tanggal DL. Haduh. Padahal ada ide yang menarik sekali. Untungnya keburu menulis.
ReplyDeleteBtw, tema ini pas sekali ya mbak, pas dengan GAnya kak Evi :)
sangat mencerahkan mbak. mudah2n kebiasaan menunda itu tak terulang dan hilang untuk selamanya...
ReplyDeleteYuk manfaatkan waktu sebaik mungkin..
ReplyDeleteterima kasih turut menyemarakkan First GA mbak Evi ya mbak.
sudah tercatat sebagai peserta
hihihi disentil nih aku. kadang aku juga suka menunda nih kalau mau ikutan GA yang ada sudah terlambat
ReplyDeletehmm... tentang DL, kalo aku sih ngeliat apa dulu yg lebih penting tante.. misalnya waktu aku sibuk magang tuh.. aku bener2 sengaja melewatkan DL (misal lomba2 nulis) begitu aja.. soalnya lagi cape magang, terus harus ngurus olshop juga.
ReplyDeleteAku termasuk yang suka menunda2 mbak. Perlu dijewer nih kayaknya :(
ReplyDeletesekarang aku mulai belajar menuliskan lomba apa ajah yang kiranya aku bisa ikuti. dan, selesaikan sebelum DL! bener mbak, kadang kala kita sibuk dengan urusan lain, dan kesempatan emas terlewatkan.
ReplyDeleteTerima kasih untuk semua komentarnya. Mari kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya :-)
ReplyDeletetulisan ini sprt menyentil aku untuk gk nunda2 pekerjaan :)
ReplyDeleteyuk ikutan giveawayku jg ya mb :)
InsyaAllah...semoga tidak termasuk golongan orang yang menunda2 pekerjaan, apalagi menunda shalat...Thx ya mbak, sudah diingatkan...
ReplyDeletewah, ngejleb banget mbak! saya yang termasuk deadlineholic merasa tertujleb membaca postingan mbak nya..hehehe...
ReplyDeletesalam kenal ya mbak, saya juga mau ikut WA nya...keren!
:)