Sunday, March 3, 2013

Merayakan Ulang Tahun dengan Voucher Makan Gratis


Ultah ke-29, 1 November 2010
dirayakan di Pizza Hut dengan Voucher makan gratis
tapi vouchernya gak difoto
Suamiku bukan tipe orang yang suka merayakan hari jadi. Ini salah satu kekurangannya yang membuatku sedikit “ugh.” Yaaa… tahulah, bahwa kita, para wanita, senang sekali memperbesar “hal-hal” kecil semacam ulang tahun, anniversary, dan sebagainya. Sebenarnya aku juga gak rutin merayakan ulang tahun. Keluargaku gak membiasakan perayaan ulang tahun. Seingatku, hanya sekali ulang tahunku dirayakan, yaitu saat SMP. Itupun karena request dariku yang iri terhadap perayaan ulang tahun teman sekolah. Orang tuaku membuatkan nasi kuning dan kue-kue kecil, lalu mengundang teman-temanku ke rumah. Ya, sekali itu saja. Selanjutnya, aku hanya mendapatkan hadiah kecil dari orang tuaku di hari ulang tahunku.


Dulu, ada teman kampusku yang heboooh banget dengan perayaan ulang tahun, seakan-akan hari kelahirannya adalah hari yang keramat dan harus diperingati besar-besaran. Iya sih, ada enaknya juga pas dia ultah, kami kebagian traktiran. Tapiii… ada tapinya nih. Dia juga nagih traktiran kalau kami ultah, bo! Jiyaaaah… padahal siapa juga yang dulu nyuruh dia nraktir-nraktir, kan dia sendiri yang mau nraktir. Eh tapi dia maksa banget waktu nagih traktiran ke teman yang ultah. Terpaksa deh, selama dua tahun ngekos bareng, aku harus merayakan ulang tahun dengan mentraktir teman-teman se-kos, huhuhu…..

Dia juga masih inget lho, meskipun sudah pindah tempat kos. Bikin aku serasa dikejar-kejar debt collector. Nagih traktirannya itu kayak kita punya utang aja. Emangnya ulang tahun itu arisan? Pas giliran ultah, wajib dan harus gantian nraktir! Ya sudahlah, sekarang mah sudah terbebas darinya hehehe….

Pas nikah, dengan masih suasana romantis, aku berharap banget suamiku mau merayakan hari ultah kami masing-masing dan hari pernikahan. Ternyata suamiku gak suka ngerayain hari-hari begituan. Dia memang bangun tengah malam, lalu membisikkan kata, “selamat ulang tahun, yaaa…” Tapiii, ya udah gitu aja. Gak ada tuh yang namanya kado-kadoan. Dan aku, yang ceritanya jadi mementingkan hal kecil ituh, coba-coba deh bikin kue ultah buat dia. Sayangnya, berhubung gak bisa masak, kuenya ya tralala tralili, alias bantet dan gak enak. Waktu itu, aku belum punya penghasilan sendiri karena lagi berhenti nulis dan royalti seret, jadi belum bisa beliin kue ulang tahun. Anggaran dari suami gak bisa disisihkan untuk beli kue, apalagi suamiku gak mau ngerayain ultah-ultahan.

Sudah takdir juga, keluarga kecil kami yang saat itu baru berusia dua tahun, sudah dikaruniai dua anak. Bayangkan, dengan gaji suami yang ngepas, cicilan rumah, cicilan motor, renovasi rumah, dan sebagainya, kami harus super hemat. Akhirnya, gak ada deh anggaran untuk merayakan ulang tahun. Kalaupun ada anggaran, buat yang lebih penting semacam akikah anak (anak laki dua, harus siapin 4 ekor domba). Alhamdulillah, meskipun keuangan minim, anak-anakku sudah diakikah semua. Ada juga ngerayain ulang tahun anak-anak, yang juga berdasarkan permintaan ibu mertua.  Biasalah, namanya juga nenek. Pengen banget cucunya dirayain ultahnya. Ultah anak pertamaku juga sederhana sajah, cuma bikin nasi kuning dan kue yang lagi-lagi—bantet!

Hmmm… tapi, sepertinya suamiku itu juga merasa kasihan sama istrinya yang nyaris lupa dengan hari ulang tahunnya karena gak pernah dirayakan. So, pas ultahku yang ke-29, suamiku berencana merayakan ulang tahunku. Duh, so sweeeeet….. aku bahagia sekali, akhirnya setelah 4 tahun menikah, suamiku mau juga merayakan ulang tahunku. Bukan sebuah pesta, hanya traktir makan di Pizza Hut. Iya sih, kalau bikin pesta kayaknya lebay. Soalnya di komplekku belum ada ya pesta ulang tahun emak-emak usia 29 tahun, hehehe… yang ada juga anak-anak yang ultahnya dipestain. Beda kali ya kalau di kalangan socialita, high class, kaum menengah ke atas.

Denger mau ditraktir di Pizza Hut aja udah seneng banget, soalnya keuangan kami masih mepet juga. Sampai sekarang juga masih, jadi gak bisa makan yang mewah-mewah. Sedehana saja. Kata suami, sekali-sekali deh, nyenengin istri. Pagi itu, kami pun pergi ke ITC Depok, sasarannya langsung Pizza Hut. Gak tahu kenapa suamiku kekeuh maunya ke Pizza Hut. Kayaknya suamiku doyan banget sih sama Pizza. Lho kok “kayaknya,”? Iya, kalau ada rezeki sedikit, dia maunya dibelikan pizza, meskipun cuma seloyang. Pernah juga ngasih oleh-oleh ke orang tuaku, satu loyang Pizza Hut. Padahal, ayahku gak suka pizza, tapi suamiku maksa.

Nah, kalau nraktir di ultahku, gak cuma seloyang. Katanya, aku boleh pesan apa aja.  Jadilah kami berempat ke Pizza Hut di ITC Depok. Harus antri dulu. Sambil nunggu ada bangku kosong, kami muter-muter ITC Depok dulu, tapi suamiku gak beliin apa-apa, buat kado, gitu… (ngelunjak ya, udah mau ditraktir masih minta kado). Soal kado ini, suamiku beralasan gak tau mau kado apa. Dan waktu itu aku juga masih malu-malu buat minta kado ke suami. Swear, berhubung nikahnya gak pake pacaran, proses penyesuaian dengan suami berjalan agak lama.  Di tahun-tahun pertama pernikahan, aku gak begitu mudah mengungkapkan pendapat dan isi hatiku. Terserah suamiku saja, deh. Jadi, suamiku juga susah menebak kemauanku.

Di jam makan siang, kami balik lagi ke Pizza Hut dan sudah ada meja yang kosong. Asiik.. dapat tempatnya di dalam pula, yang cozy dan private. Sidiq dikasih tempat duduk untuk bayi. Aku dan suami melihat-lihat buku menu. Aku masih ragu untuk memesan, khawatir kemahalan ntar berat di kantong suami. Jadi, lagi-lagi kubilang “terserah” saat suamiku tanya, mau makan apa? Suamiku suka kesal kalau aku jawab, “terserah,” tapi aku tetap bilang “terserah.” Lagian aku gak tau juga, yang enak yang mana. Suamiku yang paham. Akhirnya dia pesan seloyang besar Pizza kombinasi, satu teko lemon ice tea, dan satu porsi Bruchetta. Wow! Lumayan dagh. Kenyaaaang… gak tau berapa tuh budgetnya, aku gak mau pikirin. Tapi sebenarnya aku pikirin juga, berapa ya bonnya nanti? :D

Heemmm… nyam, nyam… Pizza yang dihidangkan dengan di atas hot plate, lebih enak daripada yang dibawa pulang dalam keadaan sudah adem. Makan satu potong aja udah kenyang banget, apalagi lemon ice teanya bisa bergelas-gelas. Ismail makannya cuma sedikit. Sisa Pizza masih banyak. Belum Bruchettanya. Eh, suamiku ngambil Salad pula. Aku ambil sup jagung. Jiyaaah.. katanya udah kenyang, hihihihi….. Suamiku juga mengambilkan es krim untuk anak-anak. Serasa di surga, bisa makan banyak dan enak.


Selesai makan….

Suamiku mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Pasti uang, dong. Iya, kaan… belum bayar, soalnya. Mataku membelalak! Lah, kok kertas?? Ya iya lah, uang kan dari kertas. Tapi, kertas itu bertuliskan: Voucher Pizza Hut Rp 200.000.

“Bayarnya pakai ini. Kalau kurang, baru ditambahin,” Kata suamiku, sambil cengengesan.

“Dari mana tuh vouchernya?” tanyaku.

“Bonus dari kartu kredit,” katanya, sambil beranjak pergi ke kasir.

Aku manggut-manggut. Jadi… ternyata suamiku dapat voucher makan gratis di Pizza Hut. Kartu kredit yang dipakainya memang memberikan bonus poin yang bisa ditukarkan dengan voucher makan di merchant-merchant tertentu, salah satunya Pizza Hut. Semakin banyak pinjem uang (atau gesek kartu kredit), semakin banyak bonus poinnya. Saat itu suamiku memang sedang banyak-banyaknya pinjem uang, karena banyak cicilan. Dan dia pilih menukarkan poinnya dengan voucher makan gratis di Pizza Hut.

Sepanjang perjalanan pulang, aku tersenyum-senyum sendiri. Oalaaah… ternyata ulang tahunku dirayakan dengan voucher makan gratis! Tapi aku tetap bersyukur, walaupun gratis tetap senang karena bisa makan enak dan banyak. Pada ulang tahunku yang ke-31 kemarin, suamiku memberikan kado dua daster batik. Bukan inisiatifnya sendiri, melainkan by request, karena baju tidurku gak ada yang muat setelah melahirkan, xixixixi (nunggu inisiatif, gak bakal dapat. Itu aja telat mintanya). Apa pun, I luv u, my hubby. Biarpun sederhana, kau tetap mengusahakan untuk mengingat hari kelahiranku. Meskipun hanya sekadar ucapan selamat ultah pada dini hari.

Dua pieces daster batik, hadiah ultah ke-31, 1 November 2012
ini juga harus diminta dulu :D


11 comments:

  1. ceritax lucu, bikin aku ktwa sendiri mbak...
    haaaaha

    semoga menang ya mbak GA nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya jg masih ketawa sendiri #narsis
      makasih dah mampir ya, aamiin :D

      Delete
  2. hehehe...lucu banget.tapi gpp mbak.suami mbak ela punya visi ke depan. berhemat untuk masa depan.^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya, mba.. hemat dan pelit bedanya tipis ya :D

      Delete
  3. hihihi sengaja ditukerin voucher makan gratis ya mba poinnya..demi nyenengin istri
    so suiiit

    ReplyDelete
  4. wah lucu deh ceritanya mba..
    biar kata makan gratis pake vocher tapi tetap menyenangkan :)

    Terima kasih ya sudah berpartisipasi dalam giveaway saya..

    ReplyDelete
  5. nyummmy kalo dapet gratisan makan pas ultah, bun. vouchernya asyik nih :D moga dapet voucher lagi ya, hehe

    ReplyDelete
  6. seru mbak ya ultahnya bisa makan gratis. hehhehe

    ReplyDelete
  7. ceritanya seru mba...senyam-senyum bacany:)

    kadang suami ituh suka romantis atau memberi perhatian dengan cara yang memang tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi tetep i know well he care u much mba:)

    ReplyDelete
  8. wah.. sambil promo produk pitza hut tanpa dibayar tuh mbak :D

    potonya kliatan ndut pipi ^^

    ReplyDelete
  9. hehehe.. ceritanya lucu.. ceplas ceplos.. asyik emang makan gratis

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....