Saya cukup surprised karena disebut oleh Artha sebagai salah seorang yang “beruntung”
bisa sering menang lomba blog. Eh, “sering”? Hmmm… seberapa sering kah saya
menang lomba blog? Kalau dihitung, sebenarnya hanya dua kali saya menang lomba
blog berhadiah gadget, selebihnya “hanya” hadiah-hadiah kecil. Ikut kuis di
facebook dan twitter pun tak sering, meski memang beberapa kali mendapatkan souvenir
kecil-kecilan dari sponsor, semacam tester produk, dari kuis yang saya
menangkan. Baru pertama kali dapat hadiah besar dari kuis di facebook, yaitu
sebuah mesin cuci besar senilai Rp 20 Juta, yang belum sampai ke tangan saya
karena periode kuisnya masih berlangsung.
Alhamdulillah…. Kegiatan yang
tadinya saya lakukan sebagai “iseng-Iseng” belaka, di sela kegiatan mengasuh
anak dan penulis lepas (menulis beberapa buku dan novel), ternyata memberikan
penghiburan yang lumayan, berupa hadiah-hadiah kecil sampai besar. Kegiatan itu
bikin kecanduan, tentu saja karena periode waktunya yang instan dan
hadiah-hadiahnya yang “wow.” Bahkan kini predikat quiz hunter (pemburu kuis) pun melekat pada saya.
Semuanya bermula pada pertengahan
tahun 2012, ketika seorang teman blogger memberikan informasi mengenai sebuah
lomba blog. Melihat nominal hadiah yang tertera di pengumumannya, mata saya
membelalak. Langsung berubah hijau. Puluhan juta, siapa yang tidak mau? Tidak
banyak pula yang harus ditulis, paling-paling tiga halaman. Saya coba ikuti
langkah-langkah keikutsertaan, dan rupanya saya ketagihan. Banyak sekali
informasi lomba blog yang datang, sampai saya keteteran mau ikut yang mana.
Sebisanya saya ikuti semuanya. Wuiiih… lumayan melelahkan, rupanya. Yup, karena
persyaratannya cukup rumit untuk blogger yunior seperti saya. Saat itu, saya
belum tahu cara memasang banner, memasang backlink,
dan sebagainya. Pelan-pelan saya belajar dari sesama blogger maupun mencari
informasi sendiri melalui google. Akhirnya, sekarang saya bisa lebih jago
nge-blog.
Apakah saya menang?
Tentu saja. Ada yang menang, ada
yang tidak, tapi lebih banyak yang tidak menang. Pertama kali keluar sebagai
pemenang hiburan sebuah lomba blog yang disponsori produk susu, saya
mendapatkan merchandise susu yang
kalau ditotal nominalnya hanya sekitar Rp 100 rb, menjadi berat karena
produknya susu cair. Padahal, tulisannya cukup berat, googling sana-sini,
bahkan saya menyebutnya sebagai Tesis. Yang terpilih sebagai pemenang utama
berhadiah motor, justru tulisan yang sederhana. Di lomba yang lain, malah
tulisan yang “berat” yang keluar sebagai pemenang. Jadi, indikator kemenangannya
itu tergantung jurinya. Saat itu saya hanya berpikir, yang penting saya ikut
serta. Selera juri tak bisa ditebak. Siapa tahu juri menyukai cerita saya.
Akhirnya saya mendapatkan sebuah
ponsel Nokia dari lomba blog yang lain, yang menjadi suntikan semangat buat
saya. Saya masih terus, terus, dan terus mengikuti lomba blog meski kekalahan
demi kekalahan menghantam saya dan sempat merapuhkan bangunan semangat yang
sudah saya susun. Hingga saya kembali memenangkan sebuah lomba blog dan
mendapatkan hadiah I Phone 3 S.
Hadiah Lomba Blog: I Phone 3G S |
Saya juga mengikuti even giveaway
yang diadakan teman-teman blogger, dengan hadiah yang kecil-kecil (lebih banyak
hadiahnya berupa buku), tapi saya senang mengikutinya karena temanya sederhana.
Ada yang menang, banyak yang kalah. Saya sempat berpikir, agaknya tidak perlu
membeli buku lagi karena saya bisa mendapatkannya dari even giveaway ini.
Ketika saya harus bedrest karena kecapaian, saya harus
berhenti menulis. Tidak enak rasanya
tiduran terus, tangan pun hanya bisa menekan-nekan tombol Smartphone. Andai bisa
menulis blog lewat ponsel, mungkin saja bisa, tapi saya belum tahu caranya. Saya
hanya bisa memperhatikan postingan teman-teman di facebook dan twitter, sampai
saya membaca timeline twitter seorang teman yang sepertinya sedang mengikuti
kuis. Mata saya membuka. Saat itu saya baru tahu, ternyata di twitter banyak
kuis! Oh, yes! Saya seperti menemukan
cara untuk keluar dari kebosanan selama bedrest.
Setiap kali teman saya mengikuti kuis, saya pun ikutan. Dan tahu tidak, pertama
kalinya saya mendapatkan voucher belanja senilai Rp 100 Rb dari sebuah kuis di
twitter, hanya dengan mengirimkan pantun 140 karakter!
Huwaaaaah… aktivitas itu membuat
saya ketagihan! Meskipun tak semua kuis saya ikuti, kalau syaratnya susah ya
lewat. Saya tidak “ngoyo,” karena kegiatan itu hanya iseng. Iseng-iseng, tapi
saya berhasil mendapatkan paket kosmetik, voucher belanja, paket es krim, paket
minuman instan, Mini MP3 Micro Clip, paket
shampoo bayi, sampai pembalut wanita.
Teman-teman yang mengetahui bahwa
saya baru saja mendapatkan hadiah, pasti berkomentar, “menang lagi, ya?” Bahkan,
ada juga teman yang bilang, “Soalnya kamu itu hokinya gede sih, jadi sering
menang.” Saya jadi tak enak hati karena sering menang, eh….
Hoki, keberuntungan. Saya jadi
ingat kisah Untung dan Donald Bebek, yang komiknya menemani masa kecil saya.
Untung selalu beruntung, Donald Bebek selalu sial. Saya juga sempat berpikir,
mengapa Windi Teguh (seorang teman blogger dan quiz hunter yang berhasil
memenuhi rumahnya dengan perabotan hasil menang lomba blog dan kuis) itu
beruntung sekali? Sering menang. Hokinya gede juga, ya. Hmm… padahal, kalau
diamati, sebenarnya dia tidak selalu menang. Ada juga yang kalah. Ya, seperti
saya juga. Tapi, mengapa dia sering menang? Mengapa saya juga “sering” menang?
Jawabannya, karena kami melakukan
usaha yang lebih keras daripada yang orang lain lakukan. Ya, seperti Artha
Amalia katakan di atas. Saya berusaha mengikuti semua lomba, lalu nothing to lose. Iya, deh. Kalau kita
hanya mengikuti satu lomba, lalu berharap menang dari lomba itu, selalu
menunggu pengumuman pemenangnya, dan ketika diumumkan ternyata kita tidak
menang, kita akan kecewa. Kita akan menyebut diri kita “tidak beruntung atau
selalu sial.” Duh!
Saya yakin Tuhan melihat usaha
kita. Ibarat orang yang mendaki puncak gunung, di jalan selalu ditemukan batu
penghalang dan kesulitan-kesulitan. Kita bisa memilih, mau berhenti atau terus.
Kalau berhenti, ya kita gagal mencapai puncak gunung. Kalau lanjut, ada dua
kemungkinan: berhasil atau gagal (karena kesulitan di luar kesanggupan).
Beberapa waktu lalu, saya
mengikuti kuis di twitter berhadiah paket es krim. Caranya dengan mengirimkan
kalimat cinta untuk orang yang kita sayangi. Agak sulit buat saya menulis
kalimat cinta dalam 140 karakter. Sebenarnya saya ini romantis, tapi susah deh
bikin kalimat cinta, hehehe…. Saya coba bikin, karena ingin sekali menghadiahkan
paket es krim itu untuk suami tercinta. Saya kirim satu demi satu kalimat
cinta, yang menulisnya pun harus dipikirkan benar-benar, karena susah. Hari
pertama, gagal. Hari kedua, gagal. Sudah ada 8 kalimat cinta yang saya kirim,
tidak banyak sih tapi mikirnya lumayan. Apalagi saya mendapatkan tanggapan dari
para follower, semacam “suit.. suit.. so sweet….” Merah padam deh muka.
Hari ketiga, saat admin menulis tweet:
“ayo, yang belum menang, coba lagi ya…..” Saya jawab, “udah deh, saya beli aja
es krimnya. Dari kemarin kirim banyak, gak ada yang lolos.”
Ya, aampuuun… itu kalimat pasrah
banget yah? Geli juga bacanya. Dengan menjawab begitu, saya malah semakin
yakin, agaknya percuma ikut kuis itu lagi, wong saya mau beli saja es krimnya.
Adminnya mungkin juga ketawa-ketiwi. Saking pasrahnya, saya malah dapat ide
untuk menulis kalimat cinta lagi, yang “pasrah.” Isinya: “I don’t have any romantic words to say. My love is so simple but meaningfull.”
Swear! Itu kalimat cinta yang benar-benar mewakili isi hati saya,
bahwa saya memang sudah benar-benar tidak punya kalimat cinta lagi untuk suami
saya. Sudah habis semuanya, dan periode kuisnya pun akan berakhir. Bodo amat
deh, gak menang juga gak apa-apa. Namanya juga sudah pasrah. Eh, besoknya saya
dapat mention dari admin kuis, bahwa saya menjadi salah satu pemenangnya!
Yang benaaar?! Kalimat cinta yang
mana tuh yang berhasil memikat hati Admin???? Sumpah, saya penasaran. Soalnya
kan saya kirim banyak. Dan ketka paket es krimnya datang, kalimat inilah yang
tertera di kartu ucapannya: “I don’t have
any romantic words to say. My love is so simple but meaningfull.”
GUBRAK!
Ternyata kalimat pasrah ituuu….. Coba
kalau waktu itu saya gak mengirimkan jawaban kuis lagi, ya gak dapat deh es
krimnya. Itu benar-benar menjadikan pelajaran buat saya, bahwa bisa jadi
keberhasilan itu sudah amat dekat dengan kita. Sayangnya, kalau kita berhenti,
berarti kita melepaskan kesempatan untuk berhasil itu. Dan keberuntungan itu
adalah gabungan dari: Usaha+Doa+Pasrah.
Keberuntungan: Usaha + Doa + Pasrah
Subhanallah...
ReplyDeleteMemang segala usaha menentukan hasilnya ya mbak leylahana... Selamat buat semua kemenangan itu.
tutornya menarik gan.. folback ya..
ReplyDelete:D
ReplyDeleteSaya gak nyangka ternyata saya bijak :D
Pas pengen ngirim es krim buat keluarga pacar, baru di hari terakhir saya ikutan. Kirim kata macem2, finally I won it! :p Hihihi ... Itu usaha loh, sebab saya sampai bikin gambar2 buat ungkapin rasa itu. I love his family ...
Iya, keberuntungan itu = usaha + doa + pasrah
Sebagai junior, saya ngikut yang senior ... :p
Saya belum seberapa getol ngikut giveaway, kuis, lomba, dll sih mbak. Dan sepadan deh, dari yang sedikit saya ikutin, baru bisa menang 2x
ReplyDeleteDan seneng dikelilingi para quiz hunter yang 'hobi' menang sana-sini, kayak mbak leyla ini. Jadi memicu semangat ^^
rumus keren.. sy yang melihat dgn jelas usaha keraaas mbak leyla.. aku jg udah usaha.. yah emang belum saatnya :)
ReplyDeleteformula keren mbaa
ReplyDeletememang ada kesenangan tersendiri ikut GA atau kuis ya mba..ayu jadi ikut semangat untuk mencoba lagi, lagi dan lagi
huaaa keren euy... kayanya saya harus berguru nih ama mak lelya :)
ReplyDeletesukaaaa tulisan ini. hasil itu emang sebanding dengan usahanya kok mba. aku juga ikut apa-apa emang nothing to lose aja deh, kalu temanya klik, idenya dapet, sempat nulisnya ya ayooo....kalu gak ya cukup senang dengan temen2 yg ikutan dan akhirnya menang:)
ReplyDeletespeechless aku jadinya hihihi
ReplyDeletehappy hunting yaaa ^_^
hehe, bener, bun. usaha itu kudu banyak memang. kalo belum maksimal biasanya hasilnya ya gitu2 aja :D
ReplyDeleteDan saya begitu salut dg ibu 3 anak imut2 yg ampuuuun deh kok bisa ngikutin byk lomba.kalo sy kn wajar blm punya momongan.tp bener bgt memang usaha kita lbh dr org lain ya mba.tosss.
ReplyDeleteWindi teguh
makasih ya mbak.. ngena banget buat yg lagi memperjuangkan sesuatu [apa pun itu] konteksnya masuk :)
ReplyDelete