Sepuluh tahun lagi, mungkin aku akan
mengingat hari ini. Ketika anak-anak berlarian dan bermain petak umpat di bawah
meja komputerku, hanya sesaat setelah adiknya yang bayi tertidur dan aku baru
menyalakan komputer. Otakku sulit berkonsentrasi, seketika ide-ide yang tadi
mengendap di kepala, berlompatan ke luar tanpa bisa kutangkap. Layar komputerku
kosong, dan terpaksa kumatikan karena bayiku terbangun akibat teriakan dan tawa
kencang dari kedua kakaknya yang juga masih balita.
Enam tahun berlalu, sejak
kuputuskan untuk menerima pinangannya. Bersanding di kursi pengantin, dengan
busana merah jambu yang membuat wajahnya merona malu. Satu per satu buah hati
kami lahir, menyemarakkan rumah tangga kami. Ada kebahagiaan saat menyambut
kedatangan mereka, meski setelah itu yang menyusul adalah kerepotan demi
kerepotan. Dalam masa enam tahun pernikahan, kami dikaruniai tiga anak, dengan
usia masing-masing 5 tahun, 4 tahun, dan 3 bulan. Keputusanku untuk menjadi ibu
rumah tangga penuh waktu, memberikan konsekuensi harus menghadapi tingkah polah
anak-anak selama 24 jam.
Kusadari, ini adalah konsekuensi
dari penerimaanku terhadap janji pernikahan kami. Ijab Kabul yang diucapkannya
bersama ayahku, dan sejak itu resmilah aku menjadi istrinya, dan ibu dari calon
anak-anak kami. Kerepotan-kerepotan itu sempat menimbulkan ketegangan di antara
kami, hingga waktu mendewasakan kami, dan dia pun mau berbagi kerepotan
mengasuh anak-anak meskipun fisiknya lelah oleh tugas-tugas kantor.
Menikah, bukan menyatukan kita
dengan pasangan yang sempurna, tetapi menyatukan dua orang yang tidak sempurna
untuk menuju ketidaksempurnaan. Enam tahun penuh suka dan duka, semoga tetap
menguatkan langkah kami di jalan sakinah, menjadikan kami tuk selalu penuh cinta
dan dirahmati.
Untuknya.. iya, kamu.. terima
kasih telah memberikanku rumah penuh cinta, yang penuh kehangatan dan tawa
canda. Meski sederhana, bagiku yang penting ada kamu dan ketiga anak kita.
Luv u till the end…. My Hubby….
aih semoga tetap langgeng adanya yah mbak, dan salam kenal \o/
ReplyDelete