Heart of The Matter Emily Giffin Esensi |
Tuntas sudah
membaca novel romans yang saya dapatkan dari hadiah kuis ini. Semula saya
enggan membacanya, karena agak malas membaca novel terjemahan. Ternyata novel
ini enak dibaca, dengan bahasa yang mengalir dan lembut khas penulis wanita. Idenya
tentang perselingkuhan, tema yang biasa, tapi sanggup membuat saya ikut sedih,
gemas, marah, dan terbayang-bayang selalu.
Novel bertema
perselingkuhan yang juga pernah sukses menguras emosi saya adalah Putri Sinye,
yang saya baca sejak duduk di bangku SMA. Mulanya saya menonton dramanya di
Indosiar (kalau tidak salah-sudah lupa). Lalu, saya membaca novelnya, yang juga
menimbulkan kegemasan yang sama, terhadap dua tokoh utamanya. Rupanya, Heart of
The Matter dan Putri Sinye ini agak memiliki kemiripan pada tokoh-tokohnya.
HTM berkisah
tentang rumah tangga bahagia seorang ibu rumah tangga, Tessa dan suaminya yang
seorang dokter bedah, Russo. Dr. Russo adalah tipikal seorang suami yang baik
dan setia, sampai-sampai tak ada sedikit pun lintasan pikiran di kepala Tessa,
bahwa suaminya akan berselingkuh. Justru Tessa itu yang pernah berselingkuh
dari mantan pacarnya. Dia memutuskan pertunangannya dengan si mantan pacar,
untuk kemudian menikah dengan Russo. Selain baik dan setia, tentu saja si
dokter bedah ini juga tampan dan menarik. Mereka sudah dikaruniai sepasang
anak, berusia 4 dan 2 tahun.
Di tempat lain,
ada Valerie, seorang single parent, yang putra semata wayangnya, Charlie,
terkena kecelakaan kebakaran. Charlie dirawat oleh Dr. Russo. Perawatan berbulan-bulan itu menimbulkan
kedekatan antara Valerie dan Dr. Russo. Tidak dijelaskan mengapa kemudian Russo
jatuh cinta kepada Valerie, apakah karena kecantikannya atau karena kasihan. Di
akhir kisah, kita baru bisa mengetahuinya. Dr. Russo, yang tidak pernah berselingkuh
itu, meskipun banyak peluang di sekitarnya, mengingat dia digandrungi
perawat-perawat dan pasien-pasien wanita, akhirnya terjerumus ke dalam hubungan
terlarang bersama Valerie.
Tessa tak
percaya ketika seorang temannya memberitahukan perihal perselingkuhan suaminya,
tetapi instingnya sebagai istri membenarkan. Ya, suaminya memang berselingkuh,
karena ada banyak perubahan sikap yang ditangkapnya. Tapi, ia tak mau mempercayainya.
Ia takut kehilangan suaminya yang sangat dicintainya, sehingga berusaha
menampik berita perselingkuhan itu. Pada akhirnya, ia harus berdamai dengan
kenyataan bahwa ia harus berbagi hati suaminya dengan wanita lain.
Duuuh… gemeeees
banget membaca novel ini. Kita dibikin bingung untuk memihak. Dr. Russo benar-benar
dicitrakan sebagai lelaki dan suami yang baik. Dia ikut membantu istrinya
mengurus anak-anak, dia juga bersikap kebapakan terhadap Charlie. Charlie
adalah anak di luar nikah Valerie dan pacarnya yang menghilang setelah tahu dia
hamil. Tokoh Valerie pun dibuat sangat baik, bukan seorang wanita genit dan
jalang. Penderitaan hidup Valerie, dikisahkan sedemikian rupa untuk membuat
pembaca memihak kepadanya. Tapiiii… bagaimanapun, saya tetap berpihak kepada
Tessa, titik :D
Otomatis, kisah
ini kembali mengingatkan saya kepada Putri Sinye, seorang putri dari sebuah
kerajaan di Tiongkok, yang harus menyelamatkan diri setelah kerajaannya
diserang. Seluruh keluarganya tewas dibantai. Putri Sinye diselamatkan oleh
Jenderal Han, Jenderal berumur 40 tahun, terpaut usia 22 tahun dengan Putri
Sinye. Jenderal Han dikisahkan sebagai seorang lelaki yang baik dan bijaksana,
sudah memiliki sepasang anak yang seumuran dengan Putri Sinye. Di zaman itu,
ketika para pembesar memiliki banyak istri, Jenderal Han hanya memiliki seorang
istri, karena dia suami yang setia.
Jenderal Han dan
istrinya memperlakukan Putri Sinye seperti anaknya sendiri. Tak disangka,
interaksi yang sering antara Jenderal Han dan Putri Sinye, menerbitkan
benih-benih cinta di antara keduanya. Di sinilah konflik mulai muncul dan
bertambah tajam ketika Jenderal Han memutuskan untuk menjadikan Putri Sinye
sebagai istri keduanya! Semua gempar. Istri Jenderal Han tak percaya,
kebaikannya terhadap Putri Sinye dibalas dengan pengkhianatan. Begitu juga
putra pertama Jenderal Han yang menaruh hati kepada Putri Sinye. Aneh. Putri
Sinye lebih memilih bapaknya yang sudah tua (tapi masih gagah dan ganteng),
dibandingkan anaknya.
Sebenarnya,apa
yang membuat Dr. Russo berselingkuh dari Tessa? Dan Jenderal Han berselingkuh
dari istrinya? Padahal, mereka digambarkan sebagai lelaki yang baik dan setia
(sebelum berselingkuh). Mereka bukan lelaki playboy. Gemas, ketika Dr. Russo
menyatakan cintanya kepada Valerie, dan perasaannya kepada Tessa hanyalah
sayang. Begitu juga Jenderal Han terhadap Putri Sinye. Bahkan, Jenderal Han
sangat membela Putri Sinye, dan kita digiring untuk membenci istri pertama
Jenderal Han, yang sikapnya menjadi brutal setelah suaminya menikah lagi. Yap,
istri pertama Jenderal Han menjadi sangat membenci Putri Sinye dan melakukan
berbagai hal untuk mengusir Putri Sinye dari rumahnya.
Valerie dan
Putri Sinye dikisahkan sebagai wanita tertindas yang “patut ditolong,” sehingga
kita digiring untuk memberikan pembenaran perselingkuhan Dr. Russo dan Jenderal
Han. Mirip dengan pembenaran poligami yang dewasa ini banyak dipraktekkan;
untuk menolong janda-janda (cantik) dan gadis-gadis yatim piatu (cantik). Putri
Sinye digambarkan sebagai wanita muda, cantik, lembut, dan baik hati. Hadeuu…
siapa laki-laki yang tak mau menolongnya, yak?
Untunglah,
ending HTM tak sama dengan Putri Sinye. Saya gemas sampai akhir, ketika membaca
Novel Putri Sinye, di mana Putri Sinye dan Jenderal Han memutuskan untuk
membawa kisah cinta mereka hingga ke akhirat. Kalau tidak salah ingat, keduanya
bunuh diri, gitu. Sedangkan, di ending HTM lebih rasional. Dr. Russo menyadari
bahwa perasaannya terhadap Valerie bukanlah cinta, sebab “cinta itu adalah
tinggal bersama-sama.” Dia memilih untuk tetap tinggal bersama dengan Tessa,
dan memutuskan hubungannya dengan Valerie. Dia mengatakan bahwa perasaannya
kepada Valerie bukanlah cinta, tetapi hanya mendekati cinta.
Dan kita,
khususnya para istri, sebaiknya ikut merenungkan penyebab perselingkuhan yang
dilakukan oleh Dr. Russo. Dikatakan, bahwa Dr. Russo masih dan selalu mencintai
Tessa, tetapi tahun-tahun yang berlalu, serta kesibukan sebagai ibu, telah
mengubah Tessa (catat: Tessa yang berubah). Dr. Russo merindukan Tessa yang
dulu, yang sanggup membuatnya berjam-jam menelepon, melarikan diri dari
tugasnya di rumah sakit demi bisa bertemu, dan melakukan hal-hal gila untuk
Tessa. Wanita dengan hasrat dan gairah membara, yang perlahan menghilang
setelah punya anak. Tessa seperti tak memiliki hasrat lagi untuk bercinta dengan
suaminya, akibat kesibukan sebagai ibu, sedangkan suaminya masih memiliki
hasrat yang sama seperti di awal menikah. Dr. Russo pun merasa “ditolak” oleh
istrinya. Kehadiran Valerie, hanyalah pelarian, bukan sebuah cinta sejati. Bahwa
Valerie, menimbulkan hasrat yang sama seperti yang dialami Russo dulu, ketika
pertama kali bertemu Tessa. Statusnya yang sudah menikah, semakin memberikan
tantangan untuk mendapatkan Valerie. Walaupun jika kembali kepada kenyataan:
Dr. Russo bingung memilih antara Valerie dan Tessa.
Hmmmmm… yah,
anyway, busway, buat saya, HTM lebih menarik daripada Putri Sinye, karena lebih
rasional dan tidak mengawang-awang. Endingnya pun ciamik. Sekalipun Dr. Russo
sedang dimabuk cinta kepada Valerie, tetapi masih mengedepankan logika, bahwa
dia punya sepasang anak. Di sini kita juga dibikin gemas, karena Dr. Russo
lebih memperhatikan Charlie (yang bukan anaknya) daripada anak kandungnya
sendiri. Gemasnya Tessa, karena ketika Charlie memanggil Dr. Russo ke
sekolahnya, Dr. Russo dengan sukacita datang dan meninggalkan tugasnya di RS,
sedangkan kalau anaknya sendiri, perlu berhari-hari untuk membujuk ayahnya
datang ke sekolah. Ya, ampun! But, syukurlah, di akhir kisah, Dr. Russo
berpikir dengan logika, bahwa pernikahannya dengan Tessa harus dipertahankan
bukan hanya demi anak-anak kandungnya, tetapi juga karena masih ada kesempatan
kedua untuk menghangatkan kembali percintaannya dengan Tessa yang menghambar. Sesungguhnya yang dia
butuhkan hanyalah kehangatan dari Tessa, dan bukan Valerie.
Intinya, penting bagi rumah tangga siapa pun, untuk terus hangat demi menghindarkan perselingkuhan. Lelaki yang berselingkuh belum tentu lelaki playboy. Bisa jadi dia lelaki baik dan setia yang merasa pernikahannya telah hambar. Orang ketiga, sebenarnya bukan siapa-siapa, hanya sebuah pelarian. Ketika Tessa melihat Valerie, musnah sudah kebenciannya karena Valerie bukan wanita yang cantik dan melebihi dirinya. Sikap Valerie di akhir kisah juga perlu diacungi jempol. Kesadaran bahwa Russo adalah suami orang dan sudah punya anak, berhasil mengenyahkan perasaan cintanya yang membara. Dan meskipun dia tetap sendiri, dia bahagia telah berhasil menjadi wanita yang tidak jadi merebut suami orang.
Jenderal Han dan Putri Sinye: Pasangan Menyebalkan :D |
wah, perlu dibaca buat jadi pelajaran bunda :)
ReplyDeletehehe.. kisah rasional yg direview dgn rasional juga oleh pihak istri :D..
ReplyDeletetp makasih itu peringatan di akhir tulisan.. bener banget :)
weh weh weeeh... jantung saya selalu berdegup kencang setiap membaca kisah perselingkuhan. xixixixi.
ReplyDeleteduuu jendral Han itu mirip kisah cintanya di film Jumong.
ReplyDeleteWaah, perlu banget nih dibaca.
ReplyDeleteAku dulu juga sebel nonton putri sinye dan jendral han. bingung. Awalnya kasihan sama putri sinye tapi setelah ada cinta dengan jendral han jadi males lihatnya
Klo aku eneg sama putri sinye coz seperti mengambil kesempatan saat panglima han sedang down krn kalah perang n putri sinye menyusul utk kasih support dan terjadilah hub terlarang, krn sdh berzina akhirnya putri sinye dicopot gelar kebangsawanannya
ReplyDelete