Aku : "Bi, anaknya umur berapa?"
Pembantu: "16 tahun."
Aku : "Perempuan atau laki-laki?"
Pembantu: "Perempuan."
Aku : "Masih sekolah?"
Pembantu: "Cuma lulus SD."
Aku : "Trus, sekarang ngapain? Kerja?"
Pembantu: "Enggak, di rumah aja."
Aku : "Tinggal nunggu dinikahin, ya?"
Pembantu: "Mau nikah gimana, anaknya juga belum bisa apa-apa. Males. Gak mau bantuin kerjaan."
Aku : "Trus, kenapa sekolahnya cuma sampai SD?" (kupikir karena gak ada biaya)
Pembantu: "Anaknya gak mau sekolah. Males, katanya."
Aku : "Maleeees???" (asli melongo) Trus, suami Bibi kerja apa?"
Pembantu: "Sekarang lagi nganggur."
Aku : (terbawa ke dalam lamunan. Memikirkan beberapa tahun ke depan ketika anak gadis si bibi sudah ketemu jodohnya. Dengan pendidikan minim karena males, dia akan menikah dengan lelaki yang juga berpendidikan minim. Pada suatu ketika, suaminya sedang tak ada kerjaan. Dan, si anak gadis itu, yang mungkin sudah menjadi ibu dari beberapa orang anak, TERPAKSA menjadi pembantu rumah tangga di perumahan demi menutupi kebutuhan sehari-hari.)
Lingkaran kemiskinan yang berkelanjutan.....
hiks..
ReplyDelete