Hujan di tempatku tak sama dengan hujan di tempatmu
Di tempatku, aroma tanah basah menguar usai deras air hujan
mencium tanahku
Gigil aku, memeluk tubuh dari balik jendela sambil menatap
tetes air hujan yang tersisa
Uap kopi mengepul dari secangkir Cappucino kesukaanku
Harum sepotong roti cokelat menggelitik lubang hidungku
Tak perlu menunggu untuk menyecap semuanya
Kulindungi diriku dari air hujan, di dalam rumah yang hangat
dan nyaman
Dirimu, di sana, berdiri terpaku memandang reruntuhan
bangunan dan mayat-mayat bergelimpangan
Para lelaki
Para wanita
Anak-anak
Dan bayi-bayi….
Bom-bom itu tak bermata, tak memilih, tak berbelas kasih
Mengoyak tubuh siapa pun jua,
calon syahid yang tak sempat
menyelamatkan diri
Tank-tank lapis baja berdiri angkuh
di depan tubuh-tubuh
mungil bersimbah darah
Lemparan batu berbalas rentetan senapan
Jerit kesakitan disertai takbir Allahu Akbar
Kau hendak takut, tetapi malu
Malu pada mata bening dan tubuh mungil
Kanak-kanak yang berdiri menantang Zionis
Tanahmu yang membara
Tanahmu yang bersimbah darah
Tanahmu yang tersenyum di antara tangis
Kau besarkan nyali, menantang hujan
Tubuhmu hanya seonggok daging,
Akan lebih berarti di akhirat sana
Aku di sini, melihat negerimu terpanggang
Berkobar-kobar, menyala, di layar televisi
Kupandangi, kurenungi, kutangisi,
tetapi jarakku tetap
selaksa
Hingga kulihat wajahmu yang tersenyum,
usai melemparkan bom
syahid
Meski jauh, dapat kucium aroma kesturi dari tubuhmu
Dan aku… masih di depan televisi,
menyecap tetes terakhir
dari secangkir Cappucino
Selamat, telah kaupenuhi rindumu kepada Tuhanmu….
Sedangkan, aku?
Gambar dari sini |
Ini bagus puisinya, aku suka puisi sosial seperti ini... Salam..
ReplyDeleteTerima kasih, salam :)
DeleteSubhanallah.. tema puisinya bedaa sekali... bagus mbak...
ReplyDeleteAlhamdulillah, Bunda Lahfy... :)
Deletepuisi yang beda dari puisi2 lainnya, penuh pesan yang jarang disampaikan
ReplyDeletemakasih ya mba sudah ikutan GA Semua Tentang Puisi ^_^
mataku berkaca-kaca baca puisi mbak Leyla...
ReplyDeleteSo touching :')
ReplyDeletewah... puisinya mengandung pesan yg gak biasa.. biasanya kalau puisi hujan kan cinta2an lawan jenis.. :)
ReplyDelete