“Jadi, kita mau pergi ke mana?”
Selalu begitu pertanyaan yang
muncul dari mulut suamiku setiap libur akhir pekan. Sejak menikah, kami memang
sering menghabiskan liburan akhir pekan di luar rumah. Liburan itu untuk
menyenangkan anak-anak kami yang masih balita dan sehari-hari lebih banyak
berada di rumah. Kasihan kalau tidak diajak jalan-jalan, bosan di rumah terus.
Dulu, kami lebih sering liburan
di mall. Bingung mau liburan ke mana yang dekat dan murah. Dengan lokasi di
Citayam, Bogor, kami lebih sering ke Depok yang banyak pusat perbelanjaan.
Belakangan juga ke Cibinong, tapi kurang ramai. Liburan di mall terus,
lama-lama bosan juga. Itu-itu saja yang dilihat, dan sudah pasti boros. Dipikir-pikir
jadi malah mengajarkan perilaku konsumtif ke anak-anak, karena maunya belanja
terus.
Tempat wisata sebenarnya banyak,
tapi suamiku sudah malas duluan kalau diajak. Lokasinya jauh, fasilitas tak
memadai, dan selalu ramai di akhir pekan. Sampai kutemukan Kebun Binatang
Ragunan (KBR), sebagai alternatif liburan akhir pekan. Gara-gara ikut kopi
darat dengan teman-teman facebook yang diadakan di KBR, aku jadi ketagihan
jalan-jalan ke sana.
Aku sudah tahu KBR dari kecil,
tapi seingatku baru sekali diajak ke sana oleh orang tuaku. Alasannya karena
jauh dan tidak ada akses kendaraan (padahal cuma dari Ciputat). Berhubung dari
Citayam lebih mudah diakses (apalagi sudah ada mobil pribadi), jalan-jalan ke KBR
semakin mudah. Saat ayahku (kakeknya anak-anak) minta diajak jalan-jalan karena
bosan di rumah terus, yang terpikir cuma KBR, sebagai tempat rekreasi yang
murah meriah dan nyaman. Untuk anak-anak, KBR bisa jadi tempat edukasi tentang
binatang. Anak-anakku kan masih kecil semua, masih senang-senangnya dengan
binatang.
Jadilah, kami dua keluarga
(keluarga kecilku dan keluarga ayahku), naik mobil ke KBR. Perjalanan dimulai
dari Citayam (rumahku) ke Ciputat (rumah ayahku), menjemput ayah dan dua
adikku. Ibuku sudah meninggal dunia. Lalu, dilanjutkan ke KBR di Pasar Minggu, Jakarta
Selatan. Perjalanan relatif lancar,
karena masih pagi. Sampai di KBR, kami memarkirkan mobil dulu di tempat parkir
yang super luaaaas. Tak perlu takut kehabisan tempat parkir seperti di mal-mal.
Ke luar dari mobil, disambut dengan tawaran penjaja makanan, minuman, mainan
anak-anak, sampai tikar plastik untuk duduk. Harga satu tikar Rp 5.000. Ayahku
membeli dua tikar, karena lupa membawa tikar dari rumah.
Tiket masuknya sangaaaat murah.
Ini benar-benar rekreasi yang murah-meriah. Tiket masuk untuk dewasa Rp 4.000/
orang, anak-anak Rp 3.000/ orang. Berhubung sebelumnya sudah pernah berkunjung
ke KBR, kali ini aku membawa persediaan air minum yang banyak. KBR sangat luas
dan semua ditempuh dengan jalan kaki. Ada memang kereta keliling, tapi tidak
seru ah jalan-jalan di Ragunan naik kereta. Tidak bisa berlama-lama melihat
binatang.
Begitu masuk melalui salah satu
pintu, kami disambut dengan penawaran bertubi-tubi dari tukang foto keliling. Mereka
asal jepret-jepret saja, tanpa izin. Ah, biar saja deh difoto-foto, kalau nanti
disuruh beli dan harganya mahal, ya ditinggal pergi saja, hehehe…. Sebelum
merambah KBR, kami makan siang dulu di warung makan tak jauh dari pintu masuk. Berhubung
ada tulisan: harga satu porsi Rp 8.000- Rp 12.000, kami tidak ragu-ragu untuk
masuk. Harganya relatif terjangkau. Dan memang benar, aku hanya mengeluarkan
uang Rp 60.000 untuk makan dua keluarga, atau lima porsi (anak-anak tidak ikut
makan).
Perut kenyang, perjalanan
dilanjutkan dengan melihat-lihat binatang yang banyaaak sekali. Mula-mula kami
disambut dengan si leher jenjang, Jerapah. Saat itu, jerapahnya hanya satu dan
sedang melayani pengunjung yang ingin foto-foto atau sekadar memberi makan. Anak-anak
senang sekali melihat jerapah, tapi lebih senang lagi dengan mainan yang
dijajakan di sekitar kandang. Banyak sekali penjaja mainan. Terpaksa deh beli
dua mainan balon sabun, daripada mogok jalan.
Aku sendiri kelihatan noraknya. Maklum,
rasanya baru pertama kali melihat jerapah yang benar-benar supeeeer panjang. Entahlah
berapa meter itu jerapah, lebih tinggi dari rumah tingkat dua. Rumah jerapahnya
pun dibuat tinggi. Lucu, lucu… jerapahnya sangat jinak, beberapa pengunjung
leluasa mengusap-usap muka jerapah sambil memberi makan.
Lanjut lagi, mumpung amunisi
tenaga masih penuh. Selain tukang penjual mainan, di KBR juga banyak penjual
makanan. Uniknya, di beberapa tempat lesehan, banyak terdapat penjual pecel
lele yang rata-rata orang Jawa Tengah. Serasa berada di Jawa Tengah saja. Pecel
lelenya terlihat menggoda, tapi sayang perut masih penuh. Supaya lebih terasa berada di Jakarta, banyak juga penjual Kerak Telor. Jadi tidak perlu tunggu setahun sekali, saat Jakarta Fair, karena di Ragunan pun banyak penjual Kerak Telor.
Kami terus berjalan sampai bertemu kandang gajah. Istirahat dulu di tempat duduk panjang, mirip halte, di dekat kandang gajah. Anak-anakku melihat gajah yang berjalan mengelilingi kandang sambil memakan rumput di sekeliling kandang. Wow, bisa melihat gajah dari dekat itu “sesuatu” banget. Kalau mau naik gajah juga bisa, tapi anak-anakku tidak mau.
Kami terus berjalan sampai bertemu kandang gajah. Istirahat dulu di tempat duduk panjang, mirip halte, di dekat kandang gajah. Anak-anakku melihat gajah yang berjalan mengelilingi kandang sambil memakan rumput di sekeliling kandang. Wow, bisa melihat gajah dari dekat itu “sesuatu” banget. Kalau mau naik gajah juga bisa, tapi anak-anakku tidak mau.
Anak-anak antusias melihat rusa |
Setelah istirahat sebentar, kami
melanjutkan perjalanan lagi. Banyak lapak-lapak tukang bakso, mie ayam, soto
betawi, di depan kami. Sayangnya, lapak-lapak itu terlihat kosong. Para pengunjung
lebih suka memakan makanan yang dibawa dari rumah, dengan menggelar tikar di
tanah-tanah lapang. Kami belum ingin menggelar tikar yang sudah dibeli. Rasanya
sayang kalau datang ke Ragunan hanya untuk gelar tikar. Maunya bisa melihat
semua binatang yang ada, meski toh tak kesampaian saking banyaknya. Akhirnya, memang tikar yang kami beli tak terpakai sama sekali :-)
Melintasi kandang rusa, anak-anak tergerak untuk memberi makan. Rusa-rusa itu seakan tahu bahwa para pengunjung akan memberi makan, jadi mereka berada di dekat jeruji, menjulurkan kepala meminta makanan. Meskipun ada larangan memberi makan kepada binatang, para pengunjung banyak yang melakukannya. Sebaiknya sih kita menaati peraturan, karena kasihan juga kalau binatang-binatang itu sakit. Yang repot ya pengurus KBR. Jangan khawatir, binatang-binatang itu sudah diberi makan dengan baik. Terlihat fisik para binatang yang sehat dan terawat. Kandang-kandangnya pun bersih. Jempol deh buat pengurus KBR.
Istirahat di depan musala, sambil bergantian menjaga anak-anak |
Berhubung banyaknya pengunjung
Ragunan di akhir pekan, kami harus benar-benar mengawasi anak-anak agar jangan
terpisah dan hilang. Bisa berabe kalau anak-anak hilang di tengah padatnya
pengunjung. Untung saja Ragunan sangat luas, sehingga meskipun banyak
pengunjung, kita tidak berdesak-desakan. Anak-anak bahkan menikmati saat
bermain di tanah-tanah kosong di dalam Ragunan.
Ismail bermain di tanah lapang yang banyak terdapat di Ragunan |
Masuk ke kandang ular dan binatang melata lainnya, adalah
pengalaman yang menggelikan. Bukan lucu
lho, tapi geli. Jarang-jarang kan kita melihat ular yang panjang dan besar? Ular-ular
itu jumlahnya banyak, dipisah-pisah sesuai jenisnya. Ada ular Sanca, Phyton,
Kobra, dan lain-lain. Hedeuuu… bulu kuduk merinding. Ularnya sih kelihatan
diam-diam saja, tidak tahu ya kalau kacanya dibuka. Ya, tidak seperti binatang
lain yang berada di kandang berjeruji, ular-ular diletakkan di dalam kandang
kaca yang tertutup rapat. Bayangkan kalau di kandang berjeruji, bisa-bisa itu
ular meloloskan diri.
"Moto bayar, lhooo..." kata Kera |
"Belum dandan, nih... jangan foto sayaaah..." |
Banyak tempat yang masih bisa
dikunjungi, apa daya kaki tak sampai. Yap, benar, kaki sudah pegal setelah
mengelilingi kandang-kandang binatang yang entah berapa kilometer jaraknya. Kami
pun mengakhirkan perjalanan dengan singgah di depan kandang angsa berbentuk
danau. Tempatnya romantis buat foto-foto. Ada bangku panjang di depan danau. Kami
berfoto dulu sekeluarga, mengabadikan momen berjalan-jalan di Kebun Binatang
Ragunan. Oya, KBR ini juga bersih dan tertata lho... ada tong sampah yang diletakkan di beberapa titik. Malulah kalau pengunjung masih juga buang sampah sembarangan, karena tong sampahnya mudah ditemukan. Tapi ya... kalau sudah perilaku buruk, biarpun ada tong sampah, tetap ada oknum yang buang sampah sembarangan.
Foto keluarga di depan kandang angsa |
Ada sebuah pohon besar, yang juga
eksotis. Duduk sejenak, melepas lelah, sambil foto-foto lagi…. Hitung-hitung bagai bulan madu kesekian dengan suami,
meskipun disertai rombongan. Gampang lah, kalau mau balik lagi ke Ragunan. Selain
dekat, juga murah. Anak-anak juga bisa belajar tentang binatang secara
langsung, tidak hanya melihat di televisi dan buku. Ragunan memang tempat
wisata rekreasi keluarga, yang murah dan edukatif. Enjoy Jakarta, bisa dimulai dengan mengunjungi Kebun Binatang Ragunan, apalagi kalau sudah punya anak. Tak terasa hari sudah sore, masih belum puas mengelilingi Ragunan, apa daya kami harus pulang.
sip gan,, kalau di surabaya kebun binatang surabaya gan..
ReplyDeleteHalo, blogger. saya putri dari VIVAlog. Kirimkan data pribadi kamu ke putri.megasari@viva.co.id dengan format:
ReplyDeleteNama:
Email:
No.Hp:
Alamat:
Judul Artikel:
Akun Twitter:
Karena yang sudah submit akan di data.
Terima kasih :)
Halo, Mba Putri... biodata sudah dikirim, tp imelnya expired. Ada imel lain, gak?
Deleteselalu menyenangkan setiap berkunjung ke kebun binatang terlebih bersama keluarga tercinta
ReplyDeleteIya, Mba Win, terima kasih sudah berkunjung :)
Deletewah.. kalo saya ke jakarta butuh ongkos banyak, hihi.. kapan2 boleh tuh sekeluarga ke sana :D
ReplyDeleteOngkos dari daerah ya, Pak?
DeleteSemoga kesampaian ke jakarta ya :)
Berbagi Kisah, Informasi dan Foto
ReplyDeleteTentang Indahnya INDONESIA
www.jelajah-nesia.blogspot.com
Trims infonya :)
Deletekapan tuh mbak ke ragunan.sebelum lahiran atau sesudah?aku sebelum lahiran sempat ke sana.mau liat foto2 buat buku jilbab, eh..ternyata geser jadualnya.hehehe
ReplyDeleteHaaah! tiketnya murah bangeeeeeet? KBS 5xnya deh. Alhamdulillah, kalau binatang2 itu bahagia dan seger buger ya Mbak...:D
ReplyDeleteBrin
Wah ternyata bukan orang saja yaw yang sadar kamera,,, kerapun nggak mau kalah dengan manusia narsisnya,,,, hehehe
ReplyDelete