Friday, October 19, 2012

Korean Wave: Serbuan Budaya Korea di Indonesia


Annyeong…  Saranghyeo… Hamnida… Opa…

Dan entah apa lagi Bahasa Korea yang kini dikuasai sepatah-sepatah oleh remaja kita.  Sejak dua tahun belakangan ini, budaya Korea begitu lekat dengan keseharian kita. Bukan hanya anak  baru gede yang menggemarinya, ibu-ibu rumah tangga pun banyak yang tergila-gila! Mulai dari film, drama, musik, makanan, pakaian, bahkan buku! Ya, coba saja berkunjung ke toko buku terdekat. Begitu mudahnya menemukan novel dan buku-buku “berbau” Korea. Ironisnya, banyak novel “Korea” yang ditulis oleh penulis Indonesia. Beberapa penulis bahkan menggunakan nama pena yang berbau “Korea.” Jadi sulit dibedakan, ini negara Indonesia atau Korea?
Lee Min Ho, salah satu aktor Korea yang membius para
wanita Indonesia. Gambar dari sini


Seingat saya, serbuan budaya Korea itu bermula dari gencarnya drama-drama Korea yang diputar di televisi kita. Seperti biasa, Indosiar adalah televisi pertama yang menayangkan drama Korea itu. Zaman saya dulu, Indosiar juga yang membawa tren telenovela Meksiko, film Mandarin, drama Taiwan, sampai film Bollywood. Namun, pengaruh itu tidak sampai berlebihan semacam “Korean Wave” yang terjadi sekarang ini. Korean Wave atau Hallyu adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara. Hallyu memancing orang-orang di negara itu untuk mempelajari bahasa dan budaya Korea. Itulah yang juga sedang terjadi di Indonesia sekarang ini.

Awal mulanya, tentu saja dari maraknya drama Korea yang diputar di televisi. Drama Korea itu dengan cepat mengambil hati para penonton Indonesia, karena ceritanya yang menarik, menguras air mata (melodramatik), lucu, sangat menghibur, disertai dengan penampilan para artis dan aktornya yang berwajah sempurna; ganteng dan cantik.

Kegemaran terhadap drama Korea, meluas pada kegemaran terhadap musik Korea, atau disebut dengan K-Pop. Band-band Korea laris manis, bahkan konsep band mereka diekori pula oleh band-band Indonesia. Ironisnya, bukan hanya konsep musiknya yang serupa, penampilan para penyanyinya pun dibuat mirip dengan kelompok band Korea, yaitu memakai penyanyi yang berwajah oriental.
Kim Bum, katanya mirip suami saya :D :D
Gambar dari sini

Tak tanggung-tanggung. Korean Wave juga merambah ke novel-novel dan buku wisata! Sebagaimana yang saya sebut di atas, kini bermunculan pula novel-novel berbau Korea, dengan judul, nama tokoh-tokoh, latar tempat, bahkan nama penulisnya, menggunakan nama Korea. Sebagai penulis yang bergelut di industri buku, saya ikut merasakan imbasnya. Beberapa penerbit kini  memprioritaskan naskah yang berbau Korea untuk diterbitkan, dengan alasan “segmen pasar.”  Penulis aji mumpung tentu tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka berlomba-lomba menulis tentang Korea, yang sudah pasti semakin menambah cengkeraman Hallyu di negara kita.

Di satu sini, saya sangat prihatin melihat kondisi ini. Rakyat Indonesia telah mengalami krisis identitas. Tinggal di Indonesia, tetapi amat mengagungkan budaya Korea. Bahkan, tak sedikit yang sebenarnya belum pernah menginjakkan kaki di Korea. Hanya bermimpi bisa ke sana dan bertemu dengan aktor dan artis kesayangan. Tak tanggung-tanggung, banyak juga yang membandingkan budaya Indonesia dengan budaya Korea, dan pada akhirnya membanggakan budaya Korea yang dianggap lebih baik daripada budaya Korea.
Song Hye Gyo, aktris Korea yang terkenal
lewat drama "Endless Love" dan "Full House."
Gambar dari sini

Di sisi lain, kita patut belajar dari Pemerintah Korea yang mendukung tersebarnya Korean Wave ini. Rupanya, Pemerintah Korea mendidik rakyatnya untuk menciptakan film dan musik sendiri, dengan menekan masuknya film dan musik dari luar negeri. Selain itu, Pemerintah Korea juga gencar memasukkan budaya Korea ke negara lain, melalui kedutaan-kedutaan yang ada di negara itu. Saya ingat, beberapa tahun lalu ketika Korean Wave belum segencar sekarang, Kedutaan Korea di Indonesia membuat semacam kontes menulis tentang Korea. Namun, tentu saja, yang paling signifikan pengaruhnya terhadap Indonesia adalah pemutaran drama-drama Korea yang melodramatis itu.

Bagaimana dengan Indonesia? Entah apakah film-film Indonesia juga dinikmati oleh penonton luar negeri, dan entah bagaimana usaha Kedutaan Indonesia di luar negeri dalam upaya mempopulerkan budaya Indonesia. Sebab, negara kita ini sebenarnya jauh lebih kaya dengan budaya. Jangankan di luar negeri, usaha pemerintah mempertahankan budayanya di dalam negeri pun sering kebobolan. Jika Pemerintah Indonesia bisa setegas Pemerintah Korea dalam mempopulerkan budaya sendiri, mungkin suatu ketika rakyat Indonesia akan bangga dengan budayanya sendiri. 


10 comments:

  1. beneran nih Korea Attack.. hehehe..

    ReplyDelete
  2. jadi pengin hungting foto artis korea mana yang mirip suamiku ... hehehe

    ReplyDelete
  3. walaupun saya seorang Kpopers,untuk masalah bacaan terutama novel saya lebih menyukai karya penulis-penulis indo yang tidak berbau korea.
    dan juga dengar-dengar dalam waktu dekat ini salah satu manajement artis korea akan meramaiakan pasar indonesia dengan mendebutkan artisnya di Indo,dan jujur saya kurang setuju akan hal itu. link: http://www.allkpop.com/2012/10/cube-entertainment-artists-to-target-indonesian-market-with-the-help-of-rainbow-bridge-agency

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah kalau masih suka novel yg tidak berbau korea *hela napas lega. Makasi ya sudah mampir :)

      Delete
  4. Saya juga salah satu yang terkena imbas demam korea ini. Suka dramanya, sampai-sampai mempelajari sendiri bahasa Korea. Penasaran dengan rasa masakan Korea, sehingga saya nyoba bikin sendiri kimchi, kimbab, dll. Syukurlah, saya gak addict dengan K-pop dan saya membatasi diri dengan hanya sesekali menonton drama yang tayang di tv saja.
    Kemenbudpar Korea memang keren dalam mempromosikan semua tentang Korea. Setiap bulannya saya masih rutin dikirimin majalah Korea secara gratis. Rasanya pemerintah Indonesia masih sulit meniru langkah ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm... iya.. semoga saja ya pemerintah indonesia mengikuti jejak pemerintah korea, agar seniman kita maju.

      Delete
  5. novel-novel Korea itu, belum pernah ada satu pun yang kubaca tuntas, mba... Nggak tau cara nyebut nama tokohnya.. Hahahaha... Tapi sepertinya sudah mulai bergeser sih novel korea2an ini.. :D

    ReplyDelete
  6. Korean Wave patut ditiru dunia entertainment Indonesia. terus bisa bikin fanpage wisata Korea kayak Korea Tourism Organization Indonesia

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....