Annyeong… Saranghyeo… Hamnida… Opa…
Dan entah apa lagi Bahasa Korea
yang kini dikuasai sepatah-sepatah oleh remaja kita. Sejak dua tahun belakangan ini, budaya Korea
begitu lekat dengan keseharian kita. Bukan hanya anak baru gede yang menggemarinya, ibu-ibu rumah
tangga pun banyak yang tergila-gila! Mulai dari film, drama, musik, makanan,
pakaian, bahkan buku! Ya, coba saja berkunjung ke toko buku terdekat. Begitu mudahnya
menemukan novel dan buku-buku “berbau” Korea. Ironisnya, banyak novel “Korea”
yang ditulis oleh penulis Indonesia. Beberapa penulis bahkan menggunakan nama
pena yang berbau “Korea.” Jadi sulit dibedakan, ini negara Indonesia atau
Korea?
Lee Min Ho, salah satu aktor Korea yang membius para wanita Indonesia. Gambar dari sini |
Seingat saya, serbuan budaya
Korea itu bermula dari gencarnya drama-drama Korea yang diputar di televisi
kita. Seperti biasa, Indosiar adalah televisi pertama yang menayangkan drama
Korea itu. Zaman saya dulu, Indosiar juga yang membawa tren telenovela Meksiko,
film Mandarin, drama Taiwan, sampai film Bollywood. Namun, pengaruh itu tidak
sampai berlebihan semacam “Korean Wave” yang terjadi sekarang ini. Korean Wave
atau Hallyu adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tersebarnya budaya pop
Korea secara global di berbagai negara. Hallyu memancing orang-orang di negara
itu untuk mempelajari bahasa dan budaya Korea. Itulah yang juga sedang terjadi
di Indonesia sekarang ini.
Awal mulanya, tentu saja dari
maraknya drama Korea yang diputar di televisi. Drama Korea itu dengan cepat
mengambil hati para penonton Indonesia, karena ceritanya yang menarik, menguras
air mata (melodramatik), lucu, sangat menghibur, disertai dengan penampilan
para artis dan aktornya yang berwajah sempurna; ganteng dan cantik.
Kegemaran terhadap drama Korea,
meluas pada kegemaran terhadap musik Korea, atau disebut dengan K-Pop. Band-band
Korea laris manis, bahkan konsep band mereka diekori pula oleh band-band
Indonesia. Ironisnya, bukan hanya konsep musiknya yang serupa, penampilan para
penyanyinya pun dibuat mirip dengan kelompok band Korea, yaitu memakai penyanyi
yang berwajah oriental.
Kim Bum, katanya mirip suami saya :D :D Gambar dari sini |
Tak tanggung-tanggung. Korean
Wave juga merambah ke novel-novel dan buku wisata! Sebagaimana yang saya sebut
di atas, kini bermunculan pula novel-novel berbau Korea, dengan judul, nama
tokoh-tokoh, latar tempat, bahkan nama penulisnya, menggunakan nama Korea. Sebagai
penulis yang bergelut di industri buku, saya ikut merasakan imbasnya. Beberapa
penerbit kini memprioritaskan naskah
yang berbau Korea untuk diterbitkan, dengan alasan “segmen pasar.” Penulis aji mumpung tentu tak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Mereka berlomba-lomba menulis tentang Korea, yang sudah pasti
semakin menambah cengkeraman Hallyu di negara kita.
Di satu sini, saya sangat
prihatin melihat kondisi ini. Rakyat Indonesia telah mengalami krisis identitas. Tinggal di Indonesia, tetapi amat mengagungkan budaya Korea. Bahkan,
tak sedikit yang sebenarnya belum pernah menginjakkan kaki di Korea. Hanya
bermimpi bisa ke sana dan bertemu dengan aktor dan artis kesayangan. Tak
tanggung-tanggung, banyak juga yang membandingkan budaya Indonesia dengan
budaya Korea, dan pada akhirnya membanggakan budaya Korea yang dianggap lebih
baik daripada budaya Korea.
Song Hye Gyo, aktris Korea yang terkenal lewat drama "Endless Love" dan "Full House." Gambar dari sini |
Di sisi lain, kita patut belajar
dari Pemerintah Korea yang mendukung tersebarnya Korean Wave ini. Rupanya,
Pemerintah Korea mendidik rakyatnya untuk menciptakan film dan musik sendiri,
dengan menekan masuknya film dan musik dari luar negeri. Selain itu, Pemerintah
Korea juga gencar memasukkan budaya Korea ke negara lain, melalui
kedutaan-kedutaan yang ada di negara itu. Saya ingat, beberapa tahun lalu
ketika Korean Wave belum segencar sekarang, Kedutaan Korea di Indonesia membuat
semacam kontes menulis tentang Korea. Namun, tentu saja, yang paling signifikan
pengaruhnya terhadap Indonesia adalah pemutaran drama-drama Korea yang melodramatis
itu.
Bagaimana dengan Indonesia? Entah
apakah film-film Indonesia juga dinikmati oleh penonton luar negeri, dan entah
bagaimana usaha Kedutaan Indonesia di luar negeri dalam upaya mempopulerkan
budaya Indonesia. Sebab, negara kita ini sebenarnya jauh lebih kaya dengan
budaya. Jangankan di luar negeri, usaha pemerintah mempertahankan budayanya di
dalam negeri pun sering kebobolan. Jika Pemerintah Indonesia bisa setegas
Pemerintah Korea dalam mempopulerkan budaya sendiri, mungkin suatu ketika
rakyat Indonesia akan bangga dengan budayanya sendiri.
Sumber penulisan: http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu
beneran nih Korea Attack.. hehehe..
ReplyDeletehihihi... iyaa
Deletejadi pengin hungting foto artis korea mana yang mirip suamiku ... hehehe
ReplyDeleteayo mba, ntar kasih tau aku ya
Deletewalaupun saya seorang Kpopers,untuk masalah bacaan terutama novel saya lebih menyukai karya penulis-penulis indo yang tidak berbau korea.
ReplyDeletedan juga dengar-dengar dalam waktu dekat ini salah satu manajement artis korea akan meramaiakan pasar indonesia dengan mendebutkan artisnya di Indo,dan jujur saya kurang setuju akan hal itu. link: http://www.allkpop.com/2012/10/cube-entertainment-artists-to-target-indonesian-market-with-the-help-of-rainbow-bridge-agency
alhamdulillah kalau masih suka novel yg tidak berbau korea *hela napas lega. Makasi ya sudah mampir :)
DeleteSaya juga salah satu yang terkena imbas demam korea ini. Suka dramanya, sampai-sampai mempelajari sendiri bahasa Korea. Penasaran dengan rasa masakan Korea, sehingga saya nyoba bikin sendiri kimchi, kimbab, dll. Syukurlah, saya gak addict dengan K-pop dan saya membatasi diri dengan hanya sesekali menonton drama yang tayang di tv saja.
ReplyDeleteKemenbudpar Korea memang keren dalam mempromosikan semua tentang Korea. Setiap bulannya saya masih rutin dikirimin majalah Korea secara gratis. Rasanya pemerintah Indonesia masih sulit meniru langkah ini...
Hmm... iya.. semoga saja ya pemerintah indonesia mengikuti jejak pemerintah korea, agar seniman kita maju.
Deletenovel-novel Korea itu, belum pernah ada satu pun yang kubaca tuntas, mba... Nggak tau cara nyebut nama tokohnya.. Hahahaha... Tapi sepertinya sudah mulai bergeser sih novel korea2an ini.. :D
ReplyDeleteKorean Wave patut ditiru dunia entertainment Indonesia. terus bisa bikin fanpage wisata Korea kayak Korea Tourism Organization Indonesia
ReplyDelete