Sibuk mengasuh anak yang usianyahanya terpaut setahun, membuatku tak sempat menulis |
Tahun lalu, bisa disebut titik
balikku sebagai seorang penulis. Ya, setelah memutuskan menikah di usia 25
tahun, aku seakan tenggelam dari dunia tulis menulis. Padahal, sebelumnya aku
sudah menerbitkan belasan novel remaja. Aku disibukkan oleh urusan rumah
tangga, karena langsung tinggal di rumah suami berdua saja. Aku sibuk
beradaptasi dengan status baru sebagai istri dan membaur dengan lingkungan
baru. Kadang-kadang aku masih mengetik, tetapi keterbatasan fasilitas membuatku
tak bisa sesegera mungkin menerbitkan tulisan-tulisanku. Aku belum punya modem,
sehingga harus naik ojek dan naik angkot dua kali kalau mau berselancar di
dunia maya. Bisa dikatakan aku menjadi kurang pergaulan dan kurang informasi.
Terlebih setelah empat bulan
menikah, aku hamil. Proses kehamilannya lumayan berat, sehingga baru bisa
berhadapan dengan komputer setelah usia kandungan 5 bulan. Menjelang kelahiran
si sulung, satu bukuku masih sempat terbit. Tahun berikutnya, aku kembali
dianugerahi momongan. Jadilah dalam dua
tahun itu, aku sibuk mengurus bayi-bayiku. Dan akhirnya, ketika anak keduaku
berusia 2 tahun, suami membelikanku modem. Sejak itu, aku kembali berinteraksi
dengan dunia luar dan memulai kembali karier menulisku.
Bahagia rasanya bisa melihat novelku terpajang lagi di toko buku, menjelang usia 30 tahun |
Benar-benar seperti memulai dari
awal lagi. Ada perubahan segmen pasar di dunia penerbitan, sehingga aku harus
belajar dari nol lagi untuk menulis buku yang sesuai segmen pasar. Bahkan, aku
memulainya (kembali) dengan menerbitkan buku melalui penerbit indie. Akhirnya,
setelah nyaris setahun berjuang, memasuki usia 30 tahun itulah, tahun 2011,
buku-bukuku mulai diterbitkan lagi oleh penerbit mayor. Alhamdulillah… bisa
dikatakan itu adalah tahun titik balikku sebagai penulis.
Semua itu tidak direncanakan,
berjalan begitu saja sampai aku menyadari “oh ya, ternyata peristiwa istimewa
itu terjadi saat usiaku mau 30 tahun.” Dari situ bisa kusimpulkan bahwa selalu
ada waktu dan kesempatan untuk meraih impian, sekalipun itu di awal usia 30
tahun. Bahkan, aku bisa katakan bahwa masa produktif seseorang berada pada
kisaran usia 30 tahun. Jangan pernah berpikir sudah terlambat, karena sudah
berusia 30 tahun. Tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu.
Di usia 30 tahun ini juga aku
mengenal dunia blogger. Jujur, tadinya aku hanya iseng-iseng nge-blog,
memposting tulisan-tulisan lamaku. Sampai aku terbawa arus pergaulan dengan
para blogger, menjalin perkenalan melalui even give away, mengikuti lomba-lomba
blog, menjalin silaturahim dengan blogwalking, dan lain sebagainya. Ternyata
dunia ini luas, masih banyak yang belum kujelajahi. Usiaku sudah 30 tahun? Ah,
tak masalah.
------------------------
Alhamdulillah, dapat 3 bros yang cantik dari GA ini
makasih mba Leyla atas partisipasinya.. :)
ReplyDeletejadi pengen belajar menulis dari yang lebih ahli nih..hehehe
btw, aku ga bisa link dr blogku mba..ga ngerti gmn carany..hehee
sama-sama, mba
ReplyDeleteboleh, yuuk..
iya, aku jg gak bisa jd follower blog mba, hehe
subhanallah...
ReplyDeleteada penulis hebat disini
semoga tetap terus berkarya ya mbak, apalagi sekarang fasilitasnya udah ada dari suami :D
salam kenal
Alhamdulillah
ReplyDeleteMakasih mba Angga dah mampir. Tungguin yah saya juga mau ikutan giveawaynya :)