Kebutuhan akan mobil sudah tidak
dapat dielakkan lagi oleh keluarga kami. Punya dua anak yang masih kecil, ditambah
dengan calon anak ketigaku yang sebentar lagi lahir, membuat sepeda motor
suamiku tak dapat diandalkan untuk membawa kami berlima. Terlebih, kami tinggal
di perumahan yang cukup jauh dari kota. Kalau mau ke kota, harus menempuh perjalanan minimal 1,5 jam. Sudah
banyak pengalaman tidak mengenakkan selama berkendara dengan motor. Jika
matahari sedang terik, aku harus bersusah payah menutup kepala dan tubuh
anak-anakku dari sengatan matahari. Terlebih kalau jalanan sedang macet.
Kasihan, anak-anak jadi rewel karena tidak tahan dengan panas matahari.
Sering juga kami kehujanan di
perjalanan, sehingga harus mencari tempat berteduh dulu. Bila hujan amat deras
dan lama, berarti kami juga harus berteduh dalam waktu lama. Sering kali kami
tidak mendapatkan tempat berteduh yang kondusif. Kami tidak bisa memilih tempat
berteduh lagi, karena hujan sudah terlanjur deras. Anak pertamaku, bahkan pernah
kehujanan saat usianya baru empat bulan, saking kami tak dapat menemukan tempat
berteduh saat hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Belum lagi kalau mudik ke
Garut, kampung suamiku. Berhubung dekat, suamiku jadi keranjingan ke rumah
orang tuanya, dan orang tuanya juga sering mendesak kalau kami sudah lama tidak
ke Garut. Barangkali bisa dua bulan sekali kami ke Garut. Tanpa mobil pribadi,
berarti kami harus menempuh perjalanan naik kereta listrik 45 menit ke terminal
bus, dilanjutkan dengan naik bus ke Garut. Anak-anakku yang masih kecil-kecil,
sering tak betah duduk di dalam bus yang sempit. Jadi kami harus sigap
mengambil tempat duduk di belakang supir, yang lebih lapang. Kalau bus penuh
dan kebagian di belakang, pasti ada anakku yang rewel karena sempit dan pengap.
Sudah sering kejadian anak-anakku
muntah dan rewel di dalam bus. Apalagi kalau pulang kampung pada akhir pekan
dan libur besar. Selain macet, penumpang bus membludak. Bukan hanya penumpang
yang duduk, tapi juga penumpang yang berdiri. Sampai tak ada ruang tersisa di
dalam bus. Mungkin juga kami berebut oksigen, saking napas terasa sesak. Naik
bus pun tak memungkinkan kami leluasa buang air kecil. Bus hanya berhenti saat
mengisi bahan bakar, itupun hanya sekali dalam sekali perjalanan. Selanjutnya,
kami harus menahan diri.
Solusi dari permasalahan di atas,
tentu saja dengan mengganti alat transportasi kami dengan mobil. Motor hanya
digunakan untuk jarak dekat. Membeli mobil harus dipikirkan matang-matang oleh
kami, berhubung harganya yang tak main-main.
Membeli mobil sama dengan membeli rumah. Harga mobil baru di atas lima
puluh juta. Apalagi mobil untuk keluarga.
Alhamdulillah, tahun lalu, kami
diberikan kemudahan untuk membeli sebuah mobil bekas. Itupun karena bantuan
bapak mertua yang memberikan keringanan untuk pembayaran down payment. Maklumlah, mobil bekas yang kami beli tak lain adalah
mobil bekas bapak mertuaku. Sebenarnya, kami ragu untuk membelinya karena
sering mogok di jalan. Berhubung dana terbatas, terpaksa kami menerima apa yang
ada. Dan benar saja, hampir setiap bulan, mobil itu selalu masuk bengkel. Pertama-tama
soal hobinya yang suka mogok di tengah jalan. Hobi yang sangat merepotkan. Kami
khawatir mobil itu mogok saat jalanan sedang padat. Bisa mengganggu pengendara
lainnya, kan?
Urusan mogok sudah beres, setelah
ganti aki, yang memakan biaya ratusan ribu. Eh, tak lama ada masalah lain
berupa klakson mobil yang mati. Lagi-lagi keluar uang ratusan ribu untuk
perbaikan. Terakhir, persnelingnya yang tiba-tiba sulit digerakkan. Semula kami
pikir itu ulah anak-anak yang suka bermain di mobil, ternyata memang karetnya
sudah kendor. Suamiku harus keluar uang ratusan ribu lagi untuk memperbaikinya.
Repot juga punya mobil bekas. Kalau dihitung-hitung mungkin malah lebih baik
beli mobil baru daripada mobil bekas.
Anak-anakku bisa lebih nyaman bila bepergian dengan mobil pribadi |
Meskipun dana belum terkumpul,
suamiku sudah punya niat untuk beli mobil baru. Dia suka membuka-buka situs
jual beli mobil di intenet. Membandingkan harga dengan anggaran yang tersedia.
Kami berencana membeli mobil baru, supaya tidak mendapatkan banyak kerepotan
sebagaimana saat mempunyai mobil bekas.
Doain ya semoga kami bisa beli mobil baru. Kalau bisa sih dapat hadiah mobil dari lomba blog, xixixix....
Doain ya semoga kami bisa beli mobil baru. Kalau bisa sih dapat hadiah mobil dari lomba blog, xixixix....
semoga cepet dpt beli moblnya mbaaaa
ReplyDeletewataww mba elaaa..produktif bangett...(kenalan sama blog baruku yaa)
ReplyDeletehihi foto anak anak nya lucu mba...yang namanya Shidiq yang mana?
ReplyDeleteMakasih banyak info kontes SEOnya, semoga sukses & manffat buat semua
ReplyDeletemau kasih tau ajah, Bunda.. kita menjual baby hamper, parcel, souvenir untuk ulangtahun, dkk .
ReplyDeleteyuk visit
klik sini
makasih Bunda :D