Anak-anakku sudah ikut berpuasa sejak dalam kandungan |
Alhamdulilah, tahun ini Allah kembali menganugerahi saya momen berkesan; puasa di saat hamil. Ini kehamilan ketiga saya. Mulanya saya ragu, apakah kuat menjalani puasa saat sedang hamil delapan bulan? Pengalaman dua kali hamil, di usia 7-9 bulan kehamilan, nafsu makan meningkat drastis. Maunya makan terus, sampai susah jalan, hehehe…. Bagaimana kalau puasa nanti? Apakah bayinya tidak akan kenapa-kenapa? Bismillah. Saya niatkan saja untuk tetap berpuasa, meskipun sedang hamil.
Saat hamil anak pertama dan
kedua, saya juga tetap berpuasa di bulan Ramadan. Alhamdulillah, tidak ada yang
bolong sehari pun. Enaknya memang puasa saat hamil, ibu tidak akan mendapatkan
menstruasi, jadi puasanya bisa penuh. Hanya saja kala itu usia kandungan baru 5
dan 6 bulan, jadi nafsu makan belum meningkat. Meski tetap terasa berat.
Ya, berat, terutama di hari pertama.
Bayi jadi sering berkontraksi, mungkin karena lapar. Yang paling saya ingat
adalah saat hamil si sulung dan baru puasa di hari pertama. Di tengah hari, si
sulung seperti sedang berputar-putar di perut saya, lalu terdengar suara perut
keroncongan.
Saya usap-usap perut dan berkata kepada si sulung; “sabar ya, Kak. Setengah hari lagi, buka.” Awalnya pesimis bisa puasa sampai Maghrib, Alhamdulillah sukses. Si sulung juga tidak kenapa-kenapa sampai Ramadan berakhir. Lahir sehat, tidak kurang suatu apa pun.
Saya usap-usap perut dan berkata kepada si sulung; “sabar ya, Kak. Setengah hari lagi, buka.” Awalnya pesimis bisa puasa sampai Maghrib, Alhamdulillah sukses. Si sulung juga tidak kenapa-kenapa sampai Ramadan berakhir. Lahir sehat, tidak kurang suatu apa pun.
Begitu juga saat hamil anak
kedua. Saya puasa di saat usia kandungan menginjak enam bulan. Terlebih anak
pertama masih bayi dan harus disuapi makan. Otomatis, godaan lebih besar.
Pernah saya kelupaan, memakan sisa pisang si sulung, padahal sedang puasa.
Lalu, pembantu saya bertanya, “Ibu gak puasa, ya?” Astaghfirullah…. Bawaan kebiasaan memakan sisa makanan anak, lupa kalau sedang puasa. Untung pisangnya baru di mulut, belum ke tenggorokan. Saya segera buang dan cuci mulut. Insya Allah, puasa tidak batal karena lupa. Alhamdulillah, puasa Ramadan saya waktu itu juga bisa penuh selama sebulan.
Lalu, pembantu saya bertanya, “Ibu gak puasa, ya?” Astaghfirullah…. Bawaan kebiasaan memakan sisa makanan anak, lupa kalau sedang puasa. Untung pisangnya baru di mulut, belum ke tenggorokan. Saya segera buang dan cuci mulut. Insya Allah, puasa tidak batal karena lupa. Alhamdulillah, puasa Ramadan saya waktu itu juga bisa penuh selama sebulan.
Nah, puasa Ramadan kali ini pun
istimewa karena lagi-lagi harus dijalani sambil hamil. Bukankah ada keringanan
bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa? Ya, memang ada. Berikut sabda
Rasulullah:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ شَطْرَ الصَّلَاةِ أَوْ نِصْفَ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمَ عَنْ الْمُسَافِرِ وَعَنْ الْمُرْضِعِ أَوْ الْحُبْلَى
“Sesungguhnya Allah ta’ala telah MENGGUGURKAN SETENGAH SHALAT dan PUASA bagi seorang musafir; SERTA WANITA YANG MENYUSUI dan WANITA YANG HAMIL."
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 2408, At-Tirmidziy no. 715, An-Nasaa’iy 4/190, Ahmad 4/347 & 5/29, ‘Abd bin Humaid no. 430, Ibnu Maajah no. 1667 & 2042 & 2043 & 3299, ‘Abdullah bin Ahmad dalam tambahannya atas Musnad Ahmad 4/347, dan Ibnu Khuzaimah no. 2044; DISHAHIHKAN oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 2/71].
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ شَطْرَ الصَّلَاةِ أَوْ نِصْفَ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمَ عَنْ الْمُسَافِرِ وَعَنْ الْمُرْضِعِ أَوْ الْحُبْلَى
“Sesungguhnya Allah ta’ala telah MENGGUGURKAN SETENGAH SHALAT dan PUASA bagi seorang musafir; SERTA WANITA YANG MENYUSUI dan WANITA YANG HAMIL."
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 2408, At-Tirmidziy no. 715, An-Nasaa’iy 4/190, Ahmad 4/347 & 5/29, ‘Abd bin Humaid no. 430, Ibnu Maajah no. 1667 & 2042 & 2043 & 3299, ‘Abdullah bin Ahmad dalam tambahannya atas Musnad Ahmad 4/347, dan Ibnu Khuzaimah no. 2044; DISHAHIHKAN oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 2/71].
Apabila ibu hamil atau menyusui memilih untuk tidak berpuasa
karena khawatir demi keselamatan diri dan bayinya, maka puasanya dapat diganti
di lain hari, atau dengan membayar fidyah (memberi makan orang miskin). Demikianlah
Allah memberikan keringanan kepada para hamba-Nya.
Baca Juga: Tips Bepergian bersama Bayi
Baca Juga: Tips Bepergian bersama Bayi
Namun, saya memilih untuk tetap berpuasa, merujuk pada ayat
berikut ini, bahwa berpuasa adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
“Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” [QS. Al-Baqarah : 183-184].
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” [QS. Al-Baqarah : 183-184].
Bismillah, saya
tetapkan niat untuk berpuasa di bulan Ramadan tahun ini dalam kondisi hamil
delapan bulan. Sebelumnya, saya bertanya kepada seorang dokter di jejaring
sosial twitter, bolehkah ibu hamil 8 bulan berpuasa? Dokter itu menjawab,
boleh. Jika kondisi si ibu dan janinnya sehat, serta tidak terdapat tanda-tanda
yang membatalkan puasa, semacam pingsan, muntah, keluar darah, dan sebagainya.
Hari pertama puasa,
memang terasa berat, terutama buat janin saya. Perut berkontraksi teratur,
hingga saya mengira akan melahirkan. Saya bawa tidur saja. Suami bahkan
menyuruh untuk periksa ke bidan, tapi saya ragu-ragu.
Alhamdulillah, setelah buka puasa dan makan, perut normal kembali. Sepertinya janin saya sedang beradaptasi dengan ketiadaan makanan dan minuman di siang hari. Hari kedua, ketiga, dan seterusnya, janin mulai terbiasa ikut puasa. Seminggu kemudian, saya periksakan kandungan ke dokter, di-USG.
Dokter mengatakan, janinnya sehat. Semua normal. Tidak ada gangguan apa pun. Berat janin sesuai umur, plasenta di atas, kepala sudah di bawah, detak jantung normal, dan gerakan janin teratur. Alhamdulillah.
Alhamdulillah, setelah buka puasa dan makan, perut normal kembali. Sepertinya janin saya sedang beradaptasi dengan ketiadaan makanan dan minuman di siang hari. Hari kedua, ketiga, dan seterusnya, janin mulai terbiasa ikut puasa. Seminggu kemudian, saya periksakan kandungan ke dokter, di-USG.
Dokter mengatakan, janinnya sehat. Semua normal. Tidak ada gangguan apa pun. Berat janin sesuai umur, plasenta di atas, kepala sudah di bawah, detak jantung normal, dan gerakan janin teratur. Alhamdulillah.
Berpuasa saat hamil, insya Allah bisa |
Memang, para ibu yang
sedang hamil kerapkali mengkhawatirkan kondisi janinnya, juga dirinya, apabila
berpuasa. Mereka pun memutuskan untuk tidak berpuasa. Itu sah-sah saja, sesuai sabda
Rasulullah di atas.
Asal ada konsekuensinya, yaitu membayar hutang puasanya, atau kalau tidak sanggup karena terlalu banyak, maka diperkenankan membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Mengapa hutang puasanya jadi banyak? Karena biasanya, setelah melahirkan, para ibu akan menyusui. Dan kalau bertemu dengan Ramadan berikutnya, bisa jadi akan kembali tidak berpuasa karena menyusui. Walaupun sebenarnya hutang puasa itu bisa dicicil, kalau kita memang benar-benar menguatkan diri.
Asal ada konsekuensinya, yaitu membayar hutang puasanya, atau kalau tidak sanggup karena terlalu banyak, maka diperkenankan membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Mengapa hutang puasanya jadi banyak? Karena biasanya, setelah melahirkan, para ibu akan menyusui. Dan kalau bertemu dengan Ramadan berikutnya, bisa jadi akan kembali tidak berpuasa karena menyusui. Walaupun sebenarnya hutang puasa itu bisa dicicil, kalau kita memang benar-benar menguatkan diri.
Pengalaman berpuasa
saat menyusui, juga pernah saya alami saat anak kedua baru berumur delapan
bulan. Saya tetap kuatkan diri berpuasa, meski orang-orang dekat menyarankan
untuk tidak berpuasa. Khawatir bayinya mencret atau BB-nya turun. Bismillah
saja.
Saya yakin Allah bersama saya, jika saya punya tekad yang kuat. Memang, hari pertama puasa, bayi saya mencret dan sedikit rewel karena ASI menjadi kering di pertengahan hari. Tapi, hari selanjutnya normal saja dan bayi saya tidak kenapa-kenapa. Berat badannya normal.
Saya yakin Allah bersama saya, jika saya punya tekad yang kuat. Memang, hari pertama puasa, bayi saya mencret dan sedikit rewel karena ASI menjadi kering di pertengahan hari. Tapi, hari selanjutnya normal saja dan bayi saya tidak kenapa-kenapa. Berat badannya normal.
Nah, berhubung saya
berpuasa saat hamil, maka makanan dan minuman pun harus benar-benar cukup. Buka
puasa, saya minum sebanyak-banyaknya. Madu dan susu juga menjadi teman berbuka
dan sahur yang utama. Makan nasi dan
cemilan, juga suplemen kehamilan. Lain halnya kalau bulan Ramadan jatuh pada
saat saya sedang hamil muda.
Baca Juga: Cara Membentuk Karakter Positif pada Anak
Kondisi saya di saat hamil muda memang mengenaskan. Sering muntah, pusing, mual, sudah seperti orang sakit berat. Keadaan demikian sudah tentu diharuskan untuk tidak berpuasa, karena muntah-muntah juga membatalkan puasa. Jadi, ibu hamil dan menyusui bisa tetap berpuasa dengan melihat kondisi kesehatannya dulu. Jika benar-benar sehat, tak masalah untuk berpuasa. Tapi, kalau memang tidak sehat, silakan untuk tidak berpuasa.
Baca Juga: Cara Membentuk Karakter Positif pada Anak
Kondisi saya di saat hamil muda memang mengenaskan. Sering muntah, pusing, mual, sudah seperti orang sakit berat. Keadaan demikian sudah tentu diharuskan untuk tidak berpuasa, karena muntah-muntah juga membatalkan puasa. Jadi, ibu hamil dan menyusui bisa tetap berpuasa dengan melihat kondisi kesehatannya dulu. Jika benar-benar sehat, tak masalah untuk berpuasa. Tapi, kalau memang tidak sehat, silakan untuk tidak berpuasa.
Intinya, Allah tidak
memberatkan hamba-Nya di luar kemampuannya. Tetapi, kita juga tidak serta merta
memanjakan diri dengan keringanan-keringanan yang diberikan-Nya.
Puasa adalah bukti kecintaan kita kepada Allah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda yang artinya “Segala amal kebaikan manusia adalah untuknya; satu kebaikan akan dibalas sepuluh hingga 700 kali-lipat. Allah SWT berfirman ‘Kecuali puasa krn ia adalah milik-Ku dan Aku pula yang akan membalasnya. Ia meninggalkan syahwatnya, makanan, dan minumannya karena Aku’. Ada dua kebahagiaan yg diperuntukkan bagi orang yang berpuasa; kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sesungguhnya bau mulut orang yg berpuasa lebih harum bagi Allah daripada aroma minyak misik.”
Puasa adalah bukti kecintaan kita kepada Allah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda yang artinya “Segala amal kebaikan manusia adalah untuknya; satu kebaikan akan dibalas sepuluh hingga 700 kali-lipat. Allah SWT berfirman ‘Kecuali puasa krn ia adalah milik-Ku dan Aku pula yang akan membalasnya. Ia meninggalkan syahwatnya, makanan, dan minumannya karena Aku’. Ada dua kebahagiaan yg diperuntukkan bagi orang yang berpuasa; kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sesungguhnya bau mulut orang yg berpuasa lebih harum bagi Allah daripada aroma minyak misik.”
Allah mengutamakan ibadah puasa
dibandingkan dengan ibadah lainnya, karena pada ibadah puasa-lah terdapat
pengorbanan kita kepada Allah, berupa menahan diri dari nafsu duniawi di siang
hari. Maka, jika tidak ada sesuatu hal yang benar-benar memberatkan untuk
berpuasa, tetaplah berpuasa di bulan Ramadan. Kalau ibu hamil saja tetap
berpuasa, kenapa yang tidak ada kendala apa pun, apalagi bapak-bapak, masih
kelihatan makan di warteg di siang hari ya? :D
Alhamdulillah. Sudah lima belas hari ini
saya berpuasa, semoga bisa penuh puasanya sampai lebaran. Aamiin…..
-----------------------------------------------------------------
Alhamdulillah, jadi juara kedua dalam lomba blog ini dan mendapatkan pulsa 150 rb.
Alhamdulillah, jadi juara kedua dalam lomba blog ini dan mendapatkan pulsa 150 rb.
Aaamiin... makasih doanya, mba Icha :)
ReplyDeleteaamiin... semoga lancar mbak Ella... sun sayang untuk caby di perut yaaa...
ReplyDeleteaaamiin... makasih, mba Ary...
Deletesemoga lancar, sehat terus dan menang Mbak. aamiin :)
ReplyDeleteAaamiin.. makasih mba Shab.. ini sebenarnya gak untuk lomba, tp kebetulan ada lomba yg pas, hehe
Deletesaya dulu bolong satu, bunda.. gara2 badan panas sekali. tapi alhamdulillah, selanjutnya lancar. semoga lancar terus puasanya, bunda..
ReplyDeleteGpp blong satu, Mama Arkananta. Kan fisiknya memang lagi gak optimal. Ahamdulillah ya lancar. Aamiin, makasih doanya yah
DeleteAku juga waktu hamil Shiddiq shaum juga mba, sebulan penuh. Alhamdulillah sehat2 saja. Waktu itu baru hamil 4 bulan..^_^
ReplyDeleteWah, nama anaknya jg Shiddiq ya, mba Indri.... alhamdulillah kuat ya puasanya
Deleteiya, sama ya mba??
Deletesemoga bs full ya mbak.. Insya Allah bisa :)
ReplyDeleteSemoga puasanya bumil bisa menambah kesholehan anak yang di dalam kandungan. Aamiin.
ReplyDeletesemangat, insyaAllah anak yang dikandung menjadi anak yang sholeh/sholehah.....
ReplyDeleteTulisan"nya sangat menginspirasi sekali Bun
ReplyDelete