Monday, April 2, 2012
Tips Menulis: Menggali Ide di Toko Buku
Menggali ide untuk menulis ternyata tidak harus membeli dan membaca sebuah buku. Lho??? Cukup membaca judul dan sinopsisnya saja sudah bisa mendatangkan ide. Wah, bisa bikin para penulis tidak mau membaca buku, nih., Tidak juga. Penulis harus tetap baca buku, untuk memperbaiki kualitas tulisannya. Maksud saya, mendapatkan ide bisa dari mana saja, sekalipun hanya dengan membaca judul dan synopsis sebuah buku. Bagaimana caranya? Sering-seringlah mengunjungi toko buku.
Nah, ide untuk menulis buku “Rahasia Pengantin Baru”, saya dapatkan setelah berjalan-jalan ke Pameran Buku; Islamic Book Fair. Sudah lama sekali, jauh sebelum saya menikah. Kala itu saya melihat buku terbaru Izzatul Jannah, Afifah Afra, dan Vida Robi’ah Al Adawiyah yang berjudul “Diary Pengantin.” Mereka memang menikah lebih dulu daripada saya, jelaslah… hehe… secara umur juga lebih tua dari saya. Kalau tidak salah, Mba Vida baru saja menikah, sedangkan Mba Afra sudah sekitar dua tahunan menikah. Saya baca judul dan sinopsisnya, agaknya menarik. Menceritakan pengalaman mereka menjadi pengantin. Duuuh… jadi irii… pengen juga nulis buku kayak gitu, yang menceritakan momen-momen pengantin baru. Tapi nanti, kalau sudah menikah.
Syukurlah, akhirnya saya menikah. Masih terbayang terus keinginan membukukan momen-momen pengantin baru. Terutama karena saya menikah dengan lelaki yang benar-benar baru saya kenal. Banyak sekali kejadian-kejadian yang membuat “shocked.” Mulanya saya tulis biasa saja, seperti curhat. Setiap kali ada ide, saya tulis. Misalnya, saat saya sedang menonton infotainment tentang Meutia Hatta yang berulang tahun, lalu suaminya mengatakan bahwa cinta itu sederhana. Kalau kita merasa kehilangan suami/ istri, meski baru ditinggal sebentar, itulah namanya cinta.
Saya langsung teringat di masa pengantin baru itu, meski hanya berpisah sebentar dengan suami, rasanya kangeeen sekali. Lalu, masa-masa beradaptasi dengan suami dan mertua, semua itu sayang untuk tidak dituliskan. Tetapi kalau hanya berupa diary, alias curahan hati saya, memangnya saya siapa? Kalau artis sih tidak masalah, hehe…. Jadi, kalau mau dibukukan, ya harus membuat tulisan itu dapat bermanfaat bila dibaca oleh orang banyak. Maka, saya perdalam lagi pembahasan “diary” itu agar tidak hanya berkesan untuk saya, tetapi juga untuk calon pengantin baru dan pengantin baru yang menjadi sasaran buku itu.
Kembali lagi ke ide. Jika kamu merasa sulit mencari ide untuk menulis buku, cobalah untuk sering jalan-jalan ke toko buku. Sekalipun kamu tidak membeli bukunya, karena dompet tipis, baca-baca saja judul buku yang sedang trend dan sinopsisnya. Siapa tahu di antara judul-judul dan temanya itu, bisa menerbitkan ide di benakmu. Selain toko buku, pameran buku juga bisa. Pokoknya semua yang namanya jualan buku. Kalau toko buku online, kamu hanya bisa lihat judul dan sinopsisnya. Kalau di toko buku kan bisa dibaca sedikit-sedikit isi bukunya untuk memberikan gambaran. Tapi bukan untuk menyontek atau plagiat ya…. Saya sendiri tidak tahu bahasan buku “Diary Pengantin” Mba Izzatul Jannah, karena tidak ada buku yang sudah dibuka sampulnya. Sampai sekarang belum kesampaian untuk membacanya.
Jadi, selamat meramaikan toko buku :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kenapa buku Anda ditolak? Kenapa diterima? Dapatkan tips dan prosedur lengkap bagaimana menulis buku di Elex Media dan penberbit2 lain.
ReplyDeletehttp://rumpitekno.com/2012/tips-prosedur-untuk-menulis-buku-komputer-di-elex-media-komputindo/