Saturday, April 28, 2012
Resensi Buku: Yang Kedua, Adakah Pria yang Sempurna?
Alhasil, saya pun telah berhasil membaca novel Riawani Elyta yang terbaru, judulnya “Yang Kedua.” Cukup cepat bacanya, karena secara kebetulan pulsa modem juga habis, jadi gak ada kerjaan lain, hehehe…..
Dibandingkan dengan Hati Memilih, saya lebih menikmati baca Yang Kedua, karena bahasanya tidak terlalu puitis, meski tetap lembut. Juga ada entakan-entakan konflik yang bikin gemes. Dan mungkin karena genre rumah tangga, sesuai dengan KTP saya sekarang ini, ibu rumah tangga.
Ketika membaca bab awal, pikiran saya langsung teringat Anang dan Krisdayanti. Ealaaah… apa hubungannya, coba? Ada-lah…. Vienna, si tokoh utama itu, diceritakan sebagai seorang penyanyi, sedangkan Haris, suaminya, menjadi pendukung utama, manajer dalam hal menghabiskan penghasilan menyanyi istri. Jadi terbayang KD dan Anang, saat KD masih menjadi penyanyi papan atas, dan Anang sebagai orang di balik layarnya.
Membaca konflik Vienna dan Haris, yang bermula dari ngetopnya Vienna, lalu merasa dimanfaatkan oleh Haris, saya jadi terbayangkan lagi, apakah dulu KD dan Anang retak juga karena itu? Wkwkwkw… dasar, emak-emak, infotainment banget. Tapi, sayangnya, si Dave ini bukanlah Raul Lemos. Kalau Raul Lemos sudah menikah juga dan punya anak, Dave masih lajang. Selain sama-sama bersuara emas, Dave juga tampan, banyak dikelilingi wanita, dan dari keluarga mapan. Ditambah lagi dia perhatian dan romantis. Seorang pria yang sempurna.
Secara singkat, Dave dan Vienna pernah berjumpa saat masih SMA, di mana Vienna menyumbangkan suaranya dalam sebuah acara ulang tahun teman. Dave yang bermain piano, terpaku mendengar suara Vienna nan merdu. Saat itu sebenarnya sudah ada cinta, tapi berlalu begitu saja karena perpisahan. Bertahun kemudian, mereka bertemu lagi dalam sebuah festival nyanyi, dan Dave jatuh cinta lagi kepada Vienna. Sayangnya, Vienna sudah menikah dengan Haris.
Vienna yang sejak awal sudah diketahui tidak akan mampu memberikan keturunan, mulanya menimbulkan pertanyaan dalam benak saya; mengapa Haris tetap mau menikahi Vienna bila tahu istrinya mandul? Sampai ending pun, penjelasannya hanya sebuah kemungkinan, bukan dari bibir Haris sendiri; kemungkinan Haris yang tipikal lelaki manja itu memang tidak mau direpotkan oleh kehadiran anak.
Sebagaimana novel roman lainnya, sudah tentu novel ini romantis. Riawani Elyta berhasil mengemas kata-kata menjadi semanis dan selembut mungkin, menimbulkan efek mendayu-dayu. Juga ada hikmah tentang cinta yang bisa diambil, terutama di bagian ending. Entah fiksi atau nyata, tetapi Riawani Elyta memberikan pengetahuan baru tentang dunia entertainment, terutama dalam hal menyanyi. Mungkin karena sang penulis pernah menggelutinya, atau saking menggemari Agnes Monica, xixixi….
Sosok Dave, sebagai seorang lelaki, nyatanya tidak jauh dari sterotip pria sempurna sebagaimana di novel roman lain. Seorang pria tampan, mapan, penolong, baik hati, dan sangat mencintai Vienna meskipun Vienna mandul dan sudah menikah. Nyaris tak ada kelemahan Dave, kecuali sebagaimana disebutkan di ending, kurang dekat dengan Tuhan. Namun, sebagai novel yang ditujukan untuk pembaca umum, kelemahan itu bukanlah kelemahan. Kecuali kalau novel ini dimaksudkan sebagai novel religi.
Mungkin memang ada kelemahan Dave, tapi saya melewatkannya. Sepengamatan saya, sosok Dave memang sempurna. Ada memang yang mengganggu ketika Dave meminum wine, tapi kalau membayangkan posisi Dave sebagai penyanyi, agaknya memang para entertain sudah terbiasa meminum wine, dan di akhir disebutkan bahwa Dave kurang dekat dengan Tuhan. Jadi, wajar saja, gitu lho.
Walaupun pria yang sempurna seperti Dave amat jarang di dunia ini, satu kuncinya adalah bahwa cinta mengalahkan segalanya. Bila seseorang sudah jatuh cinta, bagaimanapun kondisi orang yang dicintainya, maka akan diterima dengan lapang dada. Mungkin memang hanya ada Dave di antara seribu lelaki, sebagaimana hanya ada satu Rully untuk Nita Tilana. Ingat penyanyi yang meninggal karena kanker rahim itu? Ya, Nita meninggal tak lama setelah menikah dengan suaminya yang tampan dan setia menemani Nita sampai akhir hayatnya. Rully juga sudah tahu bahwa Nita divonis kanker rahim, tetapi tetap mau menikahi Nita. So, sosok Dave bukan tidak mungkin tidak ada di dunia ini, meskipun persentasenya sedikit.
Ealaaah… kenapa jadi ngomongin artis melulu, yah? Memang jadinya inget artis-artis kalau baca novel ini, hehehe….. Bagi yang ingin menulis novel roman, mumpung lagi tren, novel ini bisa menjadi referensi sebuah roman yang melankolis, tapi tidak dibumbui nafsu birahi. Riawani Elyta membuktikan bahwa menulis novel roman tidak harus dibumbui dengan adegan fisik yang membangkitkan gairah. Masih dibungkus dengan nilai-nilai islami, meski tak diperlihatkan oleh symbol-simbol.
Judul: Yang Kedua
Penulis: Riawani Elyta
Penerbit: Bukune
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....