Wednesday, January 11, 2012
Resensi Buku: JEAN SOFIA (4)
Terinspirasi dengan maraknya pernikahan beda agama para selebritis tanah air?????
Mmmm….jangan buru-buru kawan, kamu kudu baca yang satu ini;
Judul buku : JEAN SOFIA
Penulis : Leyla hana
Cetakan : September 2011
Penerbit : Laksana (Diva Press)
Membacanya, tidak lantas membuat stok air mataku berkurang, tidak sama sekali TIDAK….
Terbiasa menikmati kisah dengan awal yang mengejutkan, menikmati bab awal Jean Sofia sempat membuatku malas untuk melangkah ke bab selanjutnya. Ya…penulis novel ini mengawali kisah ini dengan sangat biasa. Latar belakang Sofia dan suasana kampus baru tempatnya kemudian bertemu Jean. Pertemuan yang biasa-biasa saja, yang entah bagaimana ternyata menumbuhkan cinta di hati keduanya. Cinta yang tak mungkin bersatu karena perbedaan agama yang mendindingi keduanya.
Aku berharap, ada sebuah kisah dibalik tumbuhnya rasa cinta Jean dan Sofia. Ternyata, hingga akhir aku menemukan penyebab awal ketertarikan terrsebut semata karena ketertarikan fisik. Sofia yang biasa-biasa saja tapi anggun, dan jean yang memang digambarkan dengan semua kesempurnaan fisik: tampan, tinggi, dan berkulit putih. Tapi, demikianlah aku menyadari sebuah rasa cinta muncul memang sering tak terduga. Kita tak bisa memilih pada orang seperti apakah cinta kita bermuara. Dan cinta tanpa alasan khusus seperti inilah yang terkadang merupakan sebuah cinta sejati.
Sampai sini, aku bertanya-tanya dengan kisah bagaimanakah penulis akan memilih ending untuk cerita yang sangat mudah di prediksi ini agar menjadi cerita yang menarik dan meninggalkan kesan. Dan ternyata penulis cerdas ini mampu menghadirkan kisah yang melampaui harapanku:)
Terlebih ketika Sofia terkondisikan untuk lebih mendalami agamanya: Islam. Perubahan demi perubahan tertuang dalam jubah dan jilbab lebar yang belakangan senantiasa menemani hari-hari Sofia. Mengurungkan niat Jean bahkan untuk sekedar bertukar sapa. Jadilah hingga lulus kuliah, tak sekalipun mereka bertukar kata, pun bertukar senyum dan pandangan yang sempat mereka lakoni menjadin kian berkurang hingga akhirnya tidak sama sekali seiring perubahan Sofia tersebut. Namun, satu yang tidak berubah: cinta di hati keduanya masih sama seperti semula.
Bagaimana Sofia mengatasi rasa akan cinta terlarangnya???Dan bagaimana Jean memandang perbedaan agama yang kian menjauhkannya dari Sofia???? Penulis mengemasnya dengan apik, memuat nilai-nilai normatif tapi dengan cara yang tetap membumi. Membentengi Sofia dengan kedekatan yang kian dengan Tuhannya, tapi tetap mengemukakan sisi manusia biasa yang terluka oleh cinta, yang terbutakan oleh cinta.
Anyway, Kisah melaju ke 7 tahun berikutnya. Seorang Jean telah menjabat General Manajer di perusahaan besar milik sang ayah. Yang tak diketahui keluarganya adalah, cinta Jean terhadap sofia masih hidup dan mengantarkannya menjadi seorang mualaf. Pun ketika jean telah mendengar kabar pernikahan Sofia beberapa tahun silam. Bagaimana kehidupan Jean, ditengah keluarga dan rekan bisnis sembari menyembunyikan keislamannya???
Lagi-lagi penulis berhasil mengemas bagian ini dengan sangat apik. Meski terasa agak kurang greget karena penulis tampaknya dengan sengaja tidak menjelaskan detail proses Jean menjadi mualaf demi menjaga kenetralan dalam novel ini. Kasih sayang Jean terhadap keluarganya, dan keluarganya terhadap jean terasa kental di bagian ini. hal yang membuat Jean terasa berat untuk mengakui keislamannya. Ketakutan-ketakutan akan hilangnya kehangatan keluarga terasa pas sebagai dilema dalam benak Jean untuk segera mengakui keislamannya.
Adapun Sofia yang memilih menikah dengan Hafidz, terpaksa menerima kehidupan RTT (Rumah tangga ta’adud)/poligami setelah 7 tahun berumah tangga belum jua mampu memberi keturunan bagi suaminya. Setelah bertahan begitu lama, dan merasakan keikhlasan. pilihan bercerai mungkin adalah bagian yang kusesalkan dalam keseluruhan cerita ini. Terlepas dari pro kontra poligami sendiri, ketika memuat solusi poligami atas permasalahan rumah tangga Sofia, tampaknya penulis sudah cenderung memilih ending perceraian untuk kelak mempertemukan Sofia bersama Jean.
Hidup terus berputar,pada pernikahan Nisa, adik bungsu Sofia, taqdir mempertemukan Sofia kembali pada Jean. Tapi tidak dalam kondisi yang sama saat terakhir kali mereka bertemu. Sofia kini telah menyandang status janda. Jeanpun telah berubah. Setelah memiliki keberanian untuk mengakui keislamannya, Jean pasrah kehilangan semua kekayaan dan kemewahan hidupnya, dan cukup bahagia dengan status barunya sebagai pegawai mini market biasa. Adalah cinta yang sama masih berpendar di mata mereka, membuat mampu menerima keadaan masing-masing, dan akhirnya sepakat menyatukan hati dalam ikrar nan suci.
Andainya ini sekelas kisah dongeng para putri, maka cerita akan berakhir biasa-biasa saja. Tatkala para tokoh utama bersatu, maka kisah akan berakhir dengan: mereka hidup bahagia….selamanya.
Tapi, tidak dengan Jean sofia. Pernikahan mereka seolah merupakan pintu pembuka menuju ujian selanjutnya. Ujian yang menguji seberapa sejati cinta mereka. Ujian yang memastikan seberapa kokoh keyakinan Jean.
Kebahagiaan pernikahan mereka tak berujung lama, keluarga jean yang begitu keukeuh menginginkan Jean kembali, menghancurkan kebahagiaan pasangan baru ini. Usaha apa saja yang dilakukan keluarga Jean, demi mendapatkan kembali putra berharga mereka??? Apakah cinta yang membuat Jean tega meninggalkan Sofia???? Apakah cinta yang membuat Sofia menandatangani perjanjian cerai terhadap Jean? Dan cinta bagaimanakah yang mampu merekatkan kembali keduanya?
Meski endingnya, tak sedramatis yang kubayangkan. Tapi pilihan penulis pada akhir kisah ini adalah pilihan logis yang cukup memuaskan semua pihak:)
***
Menulis note ini, mengajariku menahan diri untuk membagi inspirasi tak berujung yang tersurat dari kisah ini. Mengajak kawan semua tergelitik untuk turut membacanya dan memetik langsung hikmah yang tertuang.
Leyla Hana, selaku penulis novel ini telah menelurkan belasan novel-novel lain. Tapi adalah Jean sofia media pertama yang mengenalkanku pada gaya bertutur beliau. Ringan dan renyah tapi memuat nutrisi bergizi tinggi. Siraman yang pas, tanpa maksud membasahi. Menuangkan Islam, menjadi begitu bersahaja tapi tetap pada esensinya.
Jean Sofia, Membacanya, tidak lantas membuat stok air mataku berkurang, tidak sama sekali TIDAK….
Tapi, Membacanya lantas membuatku merenung lama,
Kisah ini tidak mengharu biru, kisah ini memberikan pengajaran:
“Hidup itu pilihan”
Jean Sofia, Membacanya, tidak lantas membuat stok air mataku berkurang, tidak sama sekali TIDAK….
Bukan karena tak menyentuh, justru sebaliknya kisahnya begitu menohok hatiku
hingga air matapun tak mampu mengalir….
At least....happy reading friends! Semoga menginspirasi,
regards,
Sarah ^_^
http://www.facebook.com/notes/sarah-amijaya/berbagi-kisah-dari-jean-sofia/10150465260986471?notif_t=note_reply
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....