Wednesday, January 11, 2012

Renungan: Peringatan Untuk Para Ibu

Sebenarnya tidak mudah bagi saya untuk menuliskan ini. Rasanya berat dan perih. Namun, saya memberanikan diri untuk menulisnya, sebagai pelajaran bagi saya dan ibu-ibu lain. Baru saja saya mendengar cerita mengenaskan dari suami saya. Seorang tukang ojek di sekitar perumahan tempat kami tinggal, memperkosa seorang gadis kelas 3 SD! Astaghfirullahaladzim….



Hati saya perih mendengarnya dan tidak sanggup membayangkannya. Meski gadis kecil itu tidak saya kenal (karena nama dirahasiakan), saya dapat merasakan penderitaannya. Kejadian pemerkosaan itu baru terbongkar ketika gadis itu mengeluhkan sakit di kemaluannya. Dokter menyatakan bahwa keperawanannya telah direnggut dengan paksa.
Terlebih lagi ketika tahu siapa orang yang tega memperkosa gadis kecil itu. Ya, dia seorang tukang ojek langganan yang biasa mengantar jemput gadis kecil itu ke sekolah. Tukang ojek itu sudah berumur, alias sudah tua. Alasannya memperkosa karena sudah tidak kuat menahan hasrat birahinya sejak istrinya mengabaikannya. Istrinya tidak mau lagi melayaninya di tempat tidur, sejak suaminya di-PHK. Sebuah contoh istri durhaka. Mentang-mentang suami tidak punya pekerjaan tetap lagi, suaminya diabaikan. Lihatlah akibatnya….

Istri tukang ojek itu salah, karena membiarkan birahi suaminya menjadi liar. Si tukang ojek itu salah, karena tidak sanggup mengontrol diri. Tidak kuat iman. Lalu, siapa lagi yang harus disalahkan? Tentu bukan si gadis kecil, karena dia mungkin tidak atau belum tahu mengenai hubungan intim laki-laki dan perempuan. Dia juga mungkin tidak atau belum diberitahu untuk berhati-hati terhadap lawan jenis. Dia masihlah gadis kelas 3 SD, Bu….

Ibunya. Ya, ibu gadis kecil itulah yang patut disalahkan. Mengapa? Karena sebelum kejadian nahas itu terjadi, anaknya sudah meminta ibunya untuk mencarikan tukang ojek lain yang bisa mengantar jemputnya ke sekolah. Gadis kecil itu tidak mau diantar jemput lagi oleh tukang ojek langganannya. Ia tidak dapat menjelaskan alasannya, bahwa si tukang ojek pernah melakukan pelecehan seksual terhadapnya (belum diperkosa), karena mendapatkan ancaman dari si tukang ojek. Tapi, ia sudah pernah meminta ibunya untuk mengganti tukang ojek langganannya. Sayang, ibunya tidak peka terhadap permintaan putrinya ibunya mengabaikannya dan tetap mempercayakan putrinya kepada tukang ojek durjana itu.
Bu, sudahkah kita meluangkan waktu untuk mendengarkan anak-anak kita? Kita mungkin punya banyak waktu untuk mengurus mereka. Mencuci baju mereka, memandikan, menyuapi makan, menyiapkan bekal ke sekolah, membantu membuatkan PR, dan sebagainya. Tapi, sudahkah kita mendengarkan mereka? Kita punya banyak waktu untuk ngerumpi, arisan, kongkow-kongkow, nonton sinetron, tapi sayang… kita tidak punya waktu untuk MENDENGARKAN anak-anak kita!

Bukan hanya untuk para ibu yang memiliki anak gadis, tetapi juga para ibu yang memiliki anak laki-laki. Kasus sodomi yang menimpa anak-anak laki-laki adalah contoh yang sangat mengerikan. Betapa kini pemerkosaan bukan hanya menimpa anak perempuan, tapi juga anak laki-laki. Dan trauma pemerkosaan tidak akan hilang sampai kapan pun. Si tukang ojek memang sudah ditangkap polisi dan dipenjara, tetapi sampai berapa tahun? Paling lama 5 tahun (kurang terang juga, karena saya bukan orang hukum). Tapi, trauma yang dialami gadis kecil itu juga anak-anak laki-laki yang menjadi korban sodomi, akan berlangsung selamanya, seumur hidup.

Si gadis kecil kemungkinan akan mengalami ketakukan bila melakukan hubungan seksual, dan itu bisa menyebabkan dia tidak mau menikah, kelak. Dia juga mungkin akan membenci laki-laki. Anak laki-laki yang menjadi korban sodomi, menurut psikolog, kemungkinan juga akan mengalami kecenderungan homo atau biseksual. Dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi pelaku sodomi berikutnya. Naudzubillahimindzalik.

Kita tidak bisa meminta para lelaki untuk menahan hasrat mereka, karena kita tidak menguasai mereka. Tetapi, kita menguasai anak-anak kita. Kita memegang kendali terhadap anak-anak kita. Jadi, Bu, jagalah anak-anak kita semampu kita dan yang paling utama, DENGARKANLAH mereka.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....