Penasaran berapa jumlah honor dan royalty yang diterima penulis? Aku kasih bocorannya, deh…. Memang, bukuku belum ada yang bisa menghasilkan royalty miliaran rupiah seperti Ayat-Ayat Cinta, tapi lumayanlah buat seorang penulis pemula.
Honor pertamaku Rp 100.000,- dari sebuah cerpen yang dimuat di sebuah majalah remaja, sekitar tahun 1999. Tahun 2000, aku mulai sering dapat honor dari majalah Annida, per cerpen Rp 150.000. Lumayan, untuk masa itu. Apalagi untuk anak kuliah yang masih disubsidi orang tua.
Honor terbesarku Rp 4.000.000,- dari novelku “Oke, Kita Bersaing!” yang jadi juara kedua lomba novel GIP. Kemudian aku beli putus novelku “Rumah Cahaya” juga sejumlah 4 juta. Tapi dari jumlah itu, aku hanya dikasih 100 ribu sama mamahku. Maklum, kalau dimanajeri ortu ya begitulah…. Makanya, artis cilik banyak yang tertekan jadi artis, meskipun honornya miliaran, hehehehe…..
Alhamdulillah, buku-bukuku terbit terus, selama empat tahun. Per tahun bisa 3-4 buku. Herannya, terbitnya selalu hampir bersamaan, antara bulan Juli-Agustus. Padahal, kirim naskahnya gak sama-sama dan gak ke penerbit yang sama. Kompak juga tuh penerbit-penerbit. Sayangnya, aku belum tau cara mempromosikan buku, jadi aku serahkan semuanya ke penerbit. Kalau tau mah pasti sudah kujor-jorin, biar laris manis.
Lumayanlan, buat seorang pengangguran (lulus kuliah, sempat susah dapat kerja), aku masih bisa punya penghasilan. Bukan pengangguran, dong…. Apalagi setelah lulus, aku sudah gak disubsidi ortu lagi. Kalau mau beli buku atau pergi-pergi kan repot juga ya gak ada uang. Alhamdulillah, ada royalty. Sebagian buat memenuhi kebutuhan pribadi, sebagian mengendap di tabungan. Aku niatkan buat biaya nikah. Lho… masa perempuan mikirin biaya nikah? Itu kan urusan laki-laki. Yah, terbukti kan aku bukan cewek matre, sampe-sampe ikut-ikutan mikirin biaya nikah. Aku memang punya niat pengen bantu calon suamiku nanti buat biaya nikah, hahahah… tulus sekali. Padahal, bayangan calon suaminya siapa juga belum tahu.
Dari semua royalty yang terkumpul di tabunganku itu, jumlahnya bisa puluhan juta. Hmm… ngiler??? Kalau saja dulu DP Motor semurah sekarang, tentu aku sudah beli motor. Sayangnya, dulu motor masih mahal, jadi aku gak kepikir beli motor. Lagipula, pikiranku hanya satu itu: bantuin biaya nikah calon suami yang belum tahu siapa. Kalau dipikir2, baik banget ya gue, hhehehe….
Ternyata impian tak seindah kenyataan. Mamahku terserang kanker ganas dan harus berobat. Biayanya sangat mencekik, hingga orangtuaku tidak sanggup lagi. Sejak itu, royalty-royaltiku di buku tabungan, menghilang nolnya satu demi satu buat biaya pengobatan Mamah. Jadi, kalau ditanya, harta berharga apa yang telah aku beli dari hasil menulisku, maka jawabannya adalah: kesehatan mamaku, meski hanya untuk beberapa bulan. Yah, meski saldo tabunganku akhirnya nol, mamahku tetap dipanggil Allah SWT. Itulah jalan yang terbaik baginya. Herannya, aku malah dapat jodoh sesaat sebelum mamah meninggal. Yaah… gimana dong?? BIaya nikahnya????
Allah punya banyak cara untuk menolong hamba-Nya. Toh, pernikahanku berjalan juga dengan lancar. Alhamdulillah…. Dan aku dikaruniai suami yang baik hati, yang tidak peduli dengan saldo tabunganku, hahaha….. dan royalty-royaltiku sekarang hampir nol lagi, karena sudah lama tidak ada buku yang terbit. Mudah-mudahan Allah masih memberiku kesempatan menulis bukan untuk royalty, toh selama ini tidak ada satu pun harta benda berharga yang telah aku beli dari hasil menulisku. Tetapi, aku mendapatkan suami yang dapat mengembalikan kebahagiaanku sepeninggal Mamah.
Kisaah yang penuh inspiras dan motivasi nih... Saya sangat menikmati! Semoga sukses selalu... ^_^
ReplyDeletekakak..kasih tipsnya dong biar naskah kita bisa diterbitin kayak kakak..hehe :)
ReplyDeleteAyoo nulis lagi :D
ReplyDeleteseandainya aku bisa ketemu kakak...
ReplyDeletesalam, Rihall