Bab 10
Apa Saja yang Perlu Disiapkan Saat Taaruf?
Bahasan yang berikut ini tidak sama kok dengan apa-apa yang sudah saya jabarkan di bab tiga. Berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu siapkan pada saat taaruf selain yang sudah saya sebutkan di bab tiga. So, jangan tutup dulu buku ini, oke?
1. Bersiaplah kalau si dia ternyata tidak sesuai dengan keinginanmu.
Meskipun kita telah menentukan kriteria-kriteria calon pasangan hidup, bukan berarti orang yang akan taaruf dengan kita nanti benar-benar sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut. Ada kalanya malah meleset. Boleh jadi ini ujian dari Allah apakah kita sungguh-sungguh ingin menikah atau tidak.
Misalnya dari segi fisik. Kamu pasti punya kriteria tertentu dalam hal fisik kepada calon pasangan hidupmu. Nah, bila itu ternyata tidak ada pada orang yang sedang taaruf denganmu, kamu pasti akan kecewa. Yah... ternyata dia seperti itu..., kira-kira begitu isi pikiranmu. Atau, bisa saja dari penampilan dan sikapnya. Coba deh simak pengalaman seorang teman saya berikut ini:
Suatu hari, ada e-mail tidak dikenal masuk ke dalam inbox e-mail saya. Yang mengejutkan, selain ingin berkenalan dengan saya, si pengirim e-mail juga ingin menjadikan saya istrinya! Kami berkomunikasi lewat e-mail dan menentukan hari bertemu. Ketika akhirnya kami bertemu, saya terkejut. Secara fisik dia lumayan, tapi sikapnya membuat saya geli sendiri. Bisa dikatakan, dia culun, pemalu, dan tidak terlihat gentle. Dia juga suka memaksa dan menekan. Pokoknya, selama bertemu, saya terus tertawa sekaligus tertekan karena merasa diintimidasi, dan berpikir bahwa dia bukan tipe pria yang saya inginkan. Memang, sayalah yang menolaknya karena tidak sreg dengan sikapnya, tapi itu bukan berarti saya tidak kecewa. Sebenarnya bisa saja kami menikah, karena dia mantap menjadikan saya istrinya, tapi hati saya yang tidak mantap. Sepanjang hari bahkan hari berikutnya, saya melamun dan melamun. Memikirkan kenapa kegagalan itu menimpa saya dan kenapa saya tidak bisa menerima kekurangannya.
S, Jakarta
Apa yang terjadi kepada S, bisa saja terjadi kepadamu, dan itulah yang harus kamu persiapkan. Kalau niatmu menikah benar-benar murni karena Allah, itu pasti bukan masalah besar untukmu. Toh, bagimu yang penting akidah, ibadah, akhlak, dan aktivitas dakwahnya bagus. Tapi, kita tidak dapat memungkiri kecenderungan manusia, bukan? Bahwa kita punya sisi manusiawi yang harus dipenuhi dan menginginkan pendamping dengan kriteria tertentu.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....