Wednesday, July 13, 2011

Nonfiksi: Taaruf, Keren! (3)

Bab 3
Melihat Kesiapanmu Menjalani Taaruf

Bukan hanya menikah yang butuh persiapan, taaruf pun perlu persiapan. Sebab, tujuan taaruf sudah jelas, untuk menikah. Jadi, kamu tidak boleh main-main ketika memutuskan untuk taaruf. Kamu harus yakin apakah kamu sudah benar-benar siap untuk menikah. Nah, kamu bisa menjadikan poin-poin di bawah ini sebagai acuan apakah kamu sudah siap untuk taaruf atau belum.


1.      Secara mental.
Usia tidak menjamin kesiapan mental. Ada orang yang usianya di bawah dua puluh tahun, sudah merasa siap untuk menikah, tetapi ada yang usianya di atas tiga puluh tahun, belum siap-siap juga untuk menikah. Sebelum kamu taaruf, kamu harus yakin apakah kamu sudah benar-benar siap untuk menikah. Biasanya kamu merasa belum siap mental, kalau:
Ø  Merasa belum bisa menjalani kehidupan pernikahan.
Kalau usiamu baru di bawah dua puluh lima, tidak apa-apa. Tapi kalau sudah matang (di atas tiga puluh), sebaiknya kamu belajar mempersiapkan diri. Mungkin saja itu cuma godaan dari setan. Ingat, bukan termasuk golongan Rasulullah kalau tidak menikah. Apalagi buat yang laki-laki.
Ø  Masih banyak yang ingin dicapai.
Lagi-lagi harus melihat usia, ya. Kalau memang usiamu masih sangat muda (di bawah dua puluh lima), dan kamu masih ingin mencapai cita-cita (contoh, buat yang perempuan, ingin merasakan bekerja di luar rumah dulu), tidak apa-apa. Tapi kalau usiamu sudah sangat matang, sebaiknya segera menikah. Pernikahan tidak akan menghalangi cita-citamu, kok. Asal kamu bisa memenej-nya dan mengomunikasikannya dengan calon pasanganmu. Siapa tahu suami atau istrimu nanti malah bisa jadi partner-mu dalam meraih cita-cita.

Selanjutnya bisa dibaca di buku Taaruf yang sudah Republish dan lebih lengkap.

Quanta, Elex Media

2 comments:

Terima kasih atas komentarnya.
Mohon gunakan kata-kata yang sopan dan santun yaaa.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...